Dalam era globalisasi ini , dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan yang semakin maju, banyak terjadi pergeseran pola pikir yang salah
sehingga menjadikan umat manusia terutama anak-anak Tuhan sudah tidak mengedepankan
kehidupan kerohanian mereka. Mereka menjalani kehidupan ini sesuai dengan
pikiran dan kehendaknya sendiri. Sikap acuh tak acuh kepada Tuhan dan sesama,
menjadikan mereka manusia yang egois, tanpa mempedulikan hubungan dengan
orang-orang di sekitar.
Pikiran “
kalau tidak membanting tulang dengan usaha sendiri, tidak akan bisa kaya “. membuat
mereka lupa akan hubungannya dengan Allah dan sesama.
Sebagai umat yang percaya kepada
Kristus, tentunya kita tidak setuju dengan pola pikir demikian. Untuk itu kita
harus mempunyai “ gaya hidup sebagai jemaat yang diberkati Allah “, seperti
pola hidup jemaat mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2: 41-47 ( Baca ) ,yaitu :
1. Fokus kepada Tuhan. ( ayat 41 )
Di dalam
Yeremia 17:5 Firman Tuhan berkata, “ Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada TUHAN!
Mereka yang kepercayaan berpusat
pada diri sendiri dan sumber daya manusia pastilah akan kecewa, miskin rohani,
dan akhirnya terhilang. Sebaliknya, mereka yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan
akan diberkati dan akhirnya memperoleh pahala warisan Ilahi.
Mereka tidak akan takut atau kuatir di dalam situasi hidup yang bagaimanapun juga, karena akar mereka tertanam jauh di dalam Allah.
2. Hidup dalam pengajaran dan doa.( ayat 42
).
Kita
jangan menjauhkan diri dari persekutuan doa. Di dalam persekutuan doa ada
pengajaran tentang alkitab, ada sharing, pujian, penyembahan dan doa. Kita harus bertekun dalam doa. Doa
adalah nafas hidup orang percaya. berdasarkan Roma 12:12, Kisah Para Rasul 1:14; 6:4 ; Kolose 4:2 (
Baca ), kita dapat menyimpulkan bahwa kehidupan Kristen yang normal itu identik
dengan kehidupan yang bertekun dalam doa.
3. Hidup saling berbagi. ( ayat 44 )
Diawali dengan
membayar perpuluhan kepada Tuhan.( Matius 23:23 ) Setiap orang memandang
saudaranya dengan kasih dan perhatian yang tulus. Kita harus saling mendahului
untuk memperhatikan kebutuhan orang lain.
4. Hidup menghasilkan buah. ( ayat 47 )
Begitu banyak
buah yang harus di hasilkan dalam kehidupan setap anak Tuhan. Ada buah
pertobatan, Roh, ucapan bibir ( tidak mengatakan yang jahat , dan selalu limpah
dengan syukur dalam keadaan bagaimanapun juga ),buah penginjilan dan pelayanan.
Dengan mengasihi dalam perbuatan dan kebenaran kita bisa memenangkan jiwa.
BAHAN SHARING:
1. Berdasarkan
Kisah Para Rasul 2:41-47, kelimpahan apakah yang kita perhatikan,tiru dan alami
?