“ ABIGAIL, PENOLONG YANG TANGGUH “
I SAMUEL 25 : 1 - 42
Menghadapi tantangan dari luar seperti gejolak alam yang ganas, dekadensi moral, krisis ekonomi, kejahatan yang semakin meningkat, tidaklah mudah. Namun yang tidak kalah sukarnya adalah menghadapi tantangan dari dalam, seperti, yang dialami oleh Abigail dalam keluarganya.
Suaminya, walau seorang konglomerat, bernama Nabal, dikenal sebagai orang yang jahat, kasar, bejad, suka memaki, suka mabuk dan bebal alias tidak bisa diajak omong.
Persoalan menjadi rumit pada waktu terjadi konflik antara Nabal dengan Daud. Daud sebagai penjaga kawanan ternak milik Nabal merasa terlecehkan. Pada suatu saat dia membutuhkan makanan dari Nabal, namun jawab Nabal “ Siapa Daud itu ?” dan lain sebagainya. Karena pernyataan-pernyataan yang menusuk hati Daud, dia berniat untuk melakukan pembalasan keji dengan menumpas semua laki-laki dari pihak Nabal.
Melihat kondisi yang mengerikan itulah, muncul tokoh Abigail. Tindakan, sikap dan tutur katanya membuat kita menyimpulkan bahwa dia adalah penolong yang tangguh.
Hal-hal dibawah inilah yang dilakukan oleh Abigail dan perlu disimak dan diterapkan dalam kehidupan kita :
1. Melakukan Tindakan Dengan Segera.
Abigail secara cepat menemui Daud dan tentaranya, bahkan mencari jalan tercepat dengan melewati bukit. (I Samuel 25:20)
2. Membawa Pemberian.
Tercatat bahwa Abigail tidak datang dengan tangan hampa, tetapi inilah yang dibawanya : 200 roti, 2 buyung anggur, 5 domba yang telah diolah, 5 sukat bertehgandum, 100 buah kue kismis, 200 kue ara
(I Samuel 25:18)
3. Merendahkan Diri.
Kesalahan Nabal diakuinya dan dia siap menanggung kesalahannya, bahkan dengan sikap sujud menyembah dia menjumpai Daud (I Samuel 25:23-24)
4. Memiliki Hikmat.
Abigail tidak memberitahukan kepada Nabal tentang rencananya bertemu Daud kepada Nabal terlebih dahulu. Dan pada waktu dia menyampaikan rencana Daud untuk membalas dendam, di sampaikan kepada Nabal bukan pada waktu mabuk. (I Samuel 25:19,36)
5. Menyampaikan Hal-Hal Penting Dalam Kondisi Genting Dengan Tehnik Komunikasi Tingkat Tinggi.
Abigail mengakui kesalahan Nabal, mengatakan bahwa dia tidak hadir dalam peristiwa pelecehan itu, memberikan pujian dan harapan pada Daud, dan mengingatkan bahaya tentang darah karena main hakim sendiri. (I Samuel 25:26-31)
Hasil dari sikap Abigail mengagumkan. Dia bisa, oleh pertolongan Tuhan, menghentikan persengketaan yang bisa berakibat fatal layak dia disebut sebagai wanita penolong yang tangguh.
BAHAN SHARING :
1. Kebebalan apakah yang sering kita hadapai tentang rekan, atau saudara, atau pasangan hidup kita ? Berikan solusinya.
2. Hal-hal apakah yang bisa kita teladani dari Abigail dan bagaimana mengaplikasikan hal-hal tersebut dalam hidup kita ?
Posting Komentar