GBI Ponorogo
         Bila sebagai orang kaya, kita membeli rumah yang kondisinya sudah reot, fondasi tidak kokoh, tembok retak disana sini, tidaklah berlebihan bila kita bongkar secara total dan membangun kembali dengan fondasi yang kuat dan bahan-bahan bengunan berkelas.
          Demikian pula, kita rindu untuk menjadi bangunan rumah yang kokoh, tahan berbagai macam goncangan. Untuk menjadi rumah yang demikian, berdasarkan kitab Matius 7: 24-27 ada dua hal yang harus dilakukan:
          1. Memiliki fondasi / dasar yang kuat. Tidak ada dasar yang lain yang bisa menahan berbagai goncangan selain gunung batu (“Rock”). Gunung batu berbicara tentang Yesus sendiri. Jawaban pribadi Petrus pada waktu ditanya,” Siapakah Aku menurut engkau Simon bin Yunus ?” adalah “ Engkau Mesias, Anak Allah yang hidup ?”. gunung batu adalah Yesus sendiri yang membuat alam maut ( Iblis dan pekerjaannya ) tidak berkutik  menghadapi gereja-Nya. (Matius 16:15-16. Baca! ) Selanjutnya, Lukas 6:48 ( Baca! ), menghimbau kita untuk menggali tanah tempat batu bangunan cukup dalam. Kedalaman tanah berbicara tentang pemahaman Firman yang mendalam. Bagaimana dengan kita ?
          2. Mendengar dan melakukan Firman-Nya. Firman Tuhan yang kita dengarkan dan renungkan harus ditindaklanjutidengan tindakan nyata. Dengan melakukan Firman, kita membangun rumah kita diatas fondasi yang ada. Betapa banyak bangunan, yang hanya terdiri dari fondasi saja. Banyak umat Tuhan yang tertimpa hujan dan panasnya beragam persoalan, karena tidak menjadi pelaku firman.
          Untuk merespon Firman-Nya secara praktis, kita harus mendengar dengan hati yang lembut, merenung, memperkatakan/melagukan dan melakukan Firman itu.

          Bahan Sharing :
1. Bagikan pengalaman seorang yang lahir baru dalam arti
    menerima dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru
    Selamat seperti Cornelius,Tomas, Sida-sida dan Paulus.
2. Bagikan pengalaman sebagai orang yang merespon secara
    positif dan radikal terhadap Firman Tuhan, dan mengalami
    berkat-berkat dalam kehidupan iman kita.
0 Responses

Posting Komentar