Tema diatas menarik untuk menanggapi
penipuan yang dilakukan oleh Kanjeng Dimas Taat Pribadi, pimpinan padepokan di
Probolinggo. Kalau kita melihat tayangan video yang diunggah di youtube, jelas
terlihat uang yang diambil dari kantong berhamburan dari tangan kanjeng dimas
menjadi banyak, berlipat ganda. Tetapi ternyata setelah dicek, ada yang asli
dan ada yang palsu dan bahkan kertas saja. Kalau kita menyelidiki kisah kisah
dalam alkitab yang tak perlu diragukan , kita harus menyadari dan bisa
mengalami bahwa pelipatgandaan dari benda yang ada dan yang tidak ada menjadi
ada bisa terjadi.
Untuk menjadikan yang tidak ada
menjadi ada bisa kita lihat dalam kisah pesta perjamuan di Kana yang tercatat
dalam Yohanes 2 : 1 – 11 ( baca ! ). Beberapa hal yang harus kita lakukan
adalah :
1. Menyatakan
persoalan yang kita hadapi. Dalam kisah di atas, air anggur yang dihidangkan habis
dan Maria menyatakan persoalan yang ada kepada Yesus. Walaupun permintaan Maria
ditolak karena memang saat Bapak Surgawi belum tiba, Yesus mengerti apa yang
terjadi. Demikian pula pada saat kita dilanda persoalan, kita harus mau dengan
rendah hati menyatakan persoalan yang ada.
2. Mentaati
apa yang diperintahkan . Sekalipun perintah Yesus tidak masuk di akal, para
pelayan mentaati yang diperintahkan dengan mengisi tempayan - tempayan yang ada
dengan air sampai penuh. Demikian pula kita perlu belajar bertanya kepada Roh
Kudus sang penolong dan mentaati apa
saja yang dikatakan-Nya, pada saat menghadapi persoalan sekecil apapun juga.
3. Memiliki
sikap tunduk dan taat kepada para pemimpin. Dalam kisah diatas, Yesus
memerintahkan kepada pelayan untuk mencedok air dan membawanya kepada pemimpin
pesta, bukan langsung ke hadirin yang ada. Dalam hal ini nampak Yesus ingin
mengajarkan supaya para pelayan memiliki sikap hormat kepada pemimpin mereka.
Bukankah sejak dalam keluarga pelajaran ini sudah disampaikan agar seorang anak tunduk ( menaruh hormat) dan taat pada orang
tuanya ? Hasilnya hidupnya diberkati dan panjang umur. Selanjutnya , sikap
tunduk dan taat ini harus terus dipegang dalam kehidupan istri kepada suami (
Efesus 5 : 22 ), hamba kepada tuan ( 1 Petrus 2 : 18 ), orang muda kepada para
penatua ( 1 Petrus 5 : 5 ), dan seterusnya.
Untuk melipatgandakan yang ada, kisah
mukjizat 5 roti dan 2 ekor akan mengajar kita untuk melakukan 4 hal, yaitu :
1. Memiliki
cara berpikir mukjizat. Tidak seperti Filipus yang menggunakan akalnya dan Andreas yang
meremehkan hal hal kecil, kita harus berpikir positip dan dalam kerangka
mukjizat, bahwa sekecil apapun yang kita punya bisa dilipatgandakan oleh kuasa
Nya.
2. Menyerahkan
diri anggota tubuh dan apa yang dimiliki. Roh, jiwa dan tubuh kita secara utuh ( Roma 6 : 13 ) dan
apapun yang kita miliki harus kita
serahkan kepada Yesus dalam menjalani kehidupan ini. Pada saat kita menyerahkan
diri dan apa yang kita punya kepada Yesus, Dia akan memberkati dan mengembalikan kepada kita apa yang kita
serahkan untuk dibagikan kepada sesama.
3. Memiliki
kerendahan hati untuk bekerjasama dalam kelompok. Dalam kerendahan hati, murid murid
Yesus mentaati perintah Nya untuk melayani dalam kelompok kelompok kecil.
Hasilnya,yang dilayani dan yang melayani sama sama mendapatkan berkat. Tentunya
yang tidak dalam kelompok akan gigit jari tidak mendapatkan berkat.
Bahan Sharing :
1. Berdasarkan artikel diatas, hal hal apakah yang perlu
kita lakukan
agar
mukjizat dari yang tidak ada menjadi ada
dan
pelipatgandaan
terjadi?
Posting Komentar