( Efesus 6 : 1 -
4, Kolose 3 : 18 – 25 , I Petrus 3:1 , 6 , 7 )
“Ardi anak manja ya?!” , tanya saya
pada seorang nenek yang tinggal bersama pasangan suami istri orangtua Ardi .
“Tidak ....sangat manja ! Bagaimana
tidak , kalau dia salah , ayahnya memarahi tanpa memberi pengertian dan
kemudian disayang-sayang.Pernah saya lihat ayahnya melotot dan mengacungkan
tinju ,dia balas yang sama . Suatu malam si Ardi teriak keras dan berkata
,”sana pelgi , sana pulang .”Bapak – nya
di usir , lanjut neneknya.
Yang tak kalah mengejutkan , suatu
pagi saya melihat sendiri , Ardi lari kencang ke arah mamanya dan memberi
tendangan keras di kaki .Mamanya terkejut tentunya dan sedikit memberi pukulan
dan kemudian membantu mengenakan kaos pada Ardi yang masih berusia sekitar dua
tahunan .
Barangkali kita melihat atau
mengalami sendiri dalam keluarga kita
adegan – adegan diatas yang menunjukkan ketidak harmonisan dalam
keluarga.Bagaimana solusi terbaik ? bilamana kita melihat kitab Efesus 6 : 1 -
4 Kolose 3 : 18-25 dan I Petrus 3 : 1 ,
6 , 7 , kita langsung mengerti penyebab
dan jalan keluarnya .
Dalam ayat – ayat tersebut dan ayat
–ayat lain jelas – jelas kita mengerti bahwa untuk mengatasi ketidakharmonisan
dalam rumah tangga dibutuhkan beberapa hal sebagai berikut :
I. Sikap yang baik dalam diri masing – masing
anggota keluarga
1.
Sikap anak - anak
. Anak – anak harus memiliki sikap taat dan tunduk ( menghargai dalam hati )
pada orang tua mereka . Dengan demikian mereka akan menerima janji hidup
bahagia dan panjang umur .
2.
Sikap para istri
. Mereka memiliki sikap taat dan tunduk pada suami mereka , seperti Sarah
memanggil Abraham suaminya tuan . Maka , Sarah berperan seperti seorang hamba ,
namun juga sebagai nyonya Abraham tentunya.
3.
Sikap para suami
. Kalau kita teliti ayat –ayat diatas ,para suami sekaligus orangtua laki-laki
harus berperan sebagai pemimpin yang proaktif . Mereka diperintahkan untuk
mengasihi , tidak boleh kasar ,memiliki pengertian terhadap istri mereka .
Kalau tidak , doa mereka terhalang. Terhadap anak – anak , mereka tidak boleh
menyakiti sehingga akibatnya anak –anak akan menjadi kecil hati. ( discouraged
)
II. Mengasihi tanpa persyaratan .
Tiap anggota harus belajar mengasihi tanpa harus melihat bahwa
anggota – anggota keluarga yang lain tanpa salah . Bila ada kesalahan , sikap
saling menasehati dengan kelembutan harus dimiliki seperti yang dikatakan dalam
Galatia 6 : 1 , I petrus 2 :18 menyatakan bahwa
hamba harus mempraktekkan kasih walau tuannya kasar / bengis( “ HARSH”
). Dalam matius 5 : 43 – 48 (BACA!) , Allah sendiri memerintahkan kita untuk
mengasihi musuh – musuh kita , mendoakan mereka yang menganiaya kita , dan
memberi salam kepada mereka agar kita menjadi sempurna seperti Bapa di Surga .
III. Mengasihi karena lebih
dahulu dikasihi oleh Allah .
Pengalaman dikasihi Allah adalah pengalaman penting agar kita
mampu mengasihi sesama . I Yohanes 4 : 19 berkata : “ Kita mengasihi karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita “. Ayat – ayat sebelumnya menjelaskan betapa
besar kasih – Nya kepada kita sehingga Yesus berkorban bagi kita .
IV.Mengandalkan Roh Kudus.
Roma 8 : 23 menjelaskan bahwa ketidakberdayaan
kita teratasi bila kita menyadari bahwa Allah dalam Kristus Yesus yang diwakili
oleh Roh Kuduslah yang memampukan kita melakukan kehendak-Nya.Tapi tentunya
masing – masing pribadi harus membangun hubungan intim dengan Allah. Makin dekat Allah , hubungan dengan sesama makin dekat.
Mari kita ingat selalu segitiga cinta
Bahan Sharing :
1. Bagikan pengalaman
kita melihat dan mengalami berbagai gejala ketidakharmonisan dalam rumah tangga
.
2. Apakah yang harus kita
lakukan berdasarkan artikel diatas agar memiliki keluarga yang harmonis dan
diberkati ?
Posting Komentar