GBI Ponorogo
Berkat, kususnya materi dibutuhkan oleh setiap pengikut Yesus. Namun, kenyataan membuktikan bahwa banyak orang hidup dalam kekurangan, jauh dari berkat. Hal demikian pernah dialami oleh Petrus yang semalam-malaman menjala ikan dan hasilnya nol besar. Namun pada waktu kapalnya dipinjamkan ke Yesus sang Guru dan Tuhannya, pola pikirnya berubah sesuai Firman yang didengar. Siang hari dia tebarkan jala di tempat yang dalam sesuai perintah Yesus walau bertentangan dengan nalarnya. Biasanya orang yang menjala ikan pada malam hari, karena waktu itulah ikan muncul ke permukaan. Hasilnya bukan main, dia menangkap begitu banyak ikan. Kisah ini bisa kita baca dalam Lukas 4:1-10.
Pelajaran yang bisa kita petik dan apa yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. MENYERAHKAN PERAHU KEHIDUPAN KITA KEPADA YESUS.
Petrus menyerahkan perahunya kepada Yesus untuk dipakai sebagai tempat menyampaikan Firman-Nya. Kini, Petrus tidak lagi sendiri, dia bersama Yesus. Sebelumnya, dalam kesendirian dia bekerja dengan kekuatannya sendiri yang terbatas. Bersama Yesus sebagai pemimpinnya, dia bekerja  dan hasilnya luar biasa.
2.        MENDENGARKAN FIRMAN TUHAN DAN TAAT MELAKUKANNYA.
Sekalipun perintah Yesus bersebrangan dengan  logikanya, dia taat juga. Hasilnya, luar biasa. Itulah sebabnya, sejak Yesus masuk kedalam kehidupan kita, Dialah yang memimpin dan taatilah apapun yang kita dengar.                       
3.  MELAKUKAN  KERJA SAMA DALAM KESATUAN DENGAN YESUS DAN SESAMA.
Petrus tidak lagi sendiri, dia bersatu dengan Yesus dalam perahunya. Pada saat kita menyerahkan perahu kehidupan kita kepada-Nya, semua hal berubah dan kita mengalami banyak berkat. Perahu kehidupan bisa berarti perahu kehidupan pribadi / hati kita, rumah tangga, perahu secara lahiriah sebagai milik kita ( mobil kita, rumah kita, harta kita, vila kita, dan lain sebagainya ) yang bisa dipakai untuk pekerjaan Tuhan. Pada waktu Petrus kewalahan menghadapi banyaknya ikan yang dia tangkap, dia panggil teman-temannya dan bersatu untuk bekerja sama. Kesatuan diawali dalam keluarga dan berlanjut kepada komunitas yang lain. Bukankah Matius 18:19-20 berkata," (19) Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (20) Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.?!" Bila kita sepakat dalam doa, apapun yang kita minta kepada Bapak Surgawi dikabulkan. Dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Dia hadir dan memberkati kita.                       
Pengkotbah 4:11-12 yang berkata," (11) Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? (12) Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." menandaskan kepada kita betapa perlunya hidup dalam kesatuan dengan Tuhan dan sesama. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.    
                  
BAHAN SHARING :

Untuk meraih berkat dalam kesatuan, bagaimanakah cara kita merubah  keadaan  keluarga, ibadah raya  dan komsel kita agar kita bisa meraih berkat Tuhan ?
0 Responses

Posting Komentar