Dalam
Perjanjian lama, Musa mengalami kemustahilan pada waktu dia dan bangsa Israel
di depan menghadapi laut tiberau dan dibelakang dikejar oleh bala tentara
Firaun. Mukjizat terjadi pada saat kuasa Tuhan dinyatakan dengan terbelahnya
laut sehingga bangsa Israel terselamatkan.
Dalam
perjanjian baru, murid-murid Yesus dalam perahu mereka menghadapi angin sakal sehingga ketakutan
mencekam. Munculnya Yesus yang berjalan diatas air menambah ketakutan mereka
sehingga dengan teriakan doa dan permintaan
Petrus, dia bisa berjalan di atas air sesuai titah Yesus. Kemudian,
persoalan lain dialami Petrus pada saat dia merasakan angin yang
menenggelamkannya. Tetapi, beruntunglah Petrus terselamatkan pada saat dia
minta pertolongan dan tangan Yesus memegangnya. Kisah ini tercatat dalam Matius
14:22-32
Untuk
mengatasi badai kemustahilan, tiga hal perlu kita lakukan, yaitu:
1. MEMPERCAYAI YESUS TUHAN YANG
MAHA KUASA (5:29-32).
Kemahakuasaan
Yesus ditunjukkan dengan kemampuanNya berjalan diatas air, perintahNya kepada Petrus
untuk berjalan diatas air, pertolonganNya kepada Petrus waktu tenggelam, dan
kehadiranNya dalam perahu yang menenangkan badai. Bagi Dia dan yang percaya, tidak
ada yang mustahil.
2. MENAIKKAN DOA PADA SAAT MEMBUTUHKAN
PERTOLONGAN.
Permintaan
Petrus dalam doa membuat badai reda. Petrus mampu berjalan di atas air dan
diselamatkan pada waktu dia tenggelam. Doa benar-benar mengatasi ketakutan yang
ditimbulkan karena beragam persoalan, termasuk badai kemustahilan yang menerpa
kehidupan kita. Filipi 4:6 berkata, "
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur."
3. MENGABAIKAN ANGIN YANG
MENERPA DALAM PERJALANAN KEHIDUPAN ( 30).
Karena
angin yang menerpa, Petrus tenggelam. Untuk bisa terus berjalan diatas beragam
persoalan, Ibrani 11: 1-4 menasihatkan kita untuk menanggalkan dosa, meninggalkan
dosa, mengarahkan mata kita kepada Yesus yang memimpin kita dalam iman dan
membawa iman itu kepada kesempurnaan dengan tekun memikul salib dan melawan
dosa. Untuk tetap tegar pada waktu angin menerpa, dibutuhkan kekokohan iman
yang dibuktikan dengan penanggalan beban, kesadaran akan adanya dosa yang perlu diperbaiki pada saat ada
teguran dan sambil terus memandang pada Kristus, berani memikul salib dan melawan dosa.
4. MENERUSKAN PERJALANAN
BERSAMA YESUS SAMPAI KE SEBERANG (32).
Pada saat
Yesus dan Petrus naik ke perahu, anginpun reda. Seringkali redanya persoalan
membuat kita berhenti di jalan. Namun perjalanan bersama Yesus harus dikakukan,
tidak boleh berhenti. Jalani kehidupan bersama Yesus dengan gaya hidup sebagai
pengikut yang setia.
Bahan sharing:
Adakah badai kemustahilan yang
menerpa kita dan berdasarkan artikel diatas apakah yang harus kita lakukan ?
Posting Komentar