1
Timotius 6:11-12 berkata,”Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya
itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah
dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah
engkau telah dipanggil “.
Manusia
Allah, manusia yang serupa dengan Allah; untuk itulah kita dijadikan, Adam dijadikan
untuk menjadi serupa dengan Allah yang sesuai dengan cara dan pengertian Allah.
Namun kenyataan yang terjadi dalam proses pembentukan sifat-sifat Allah kepada
Adam di taman Eden, Adam lebih menerima konsep dan pengertian serupa dengan
Allah menurut pandangan iblis( “ jika kamu makan buah ini kamu akan menjadi
seperti Allah “ ) , sehingga bukan kodrat ilahi yang Adam capai melainkan
kodrat dosa. Kemelesetan yang terus semakin parah ini semakin jauh dari maksud
Tuhan menciptakan manusia. Kejahatan terus meningkat sampai titik manusia tidak
bisa lagi memenuhi maksud dan tujuan Allah menciptakan mereka, yaitu serupa
dengan Allah yg memiliki kodrat ilahi dalam standar kekudusanNya. (Allah tidak
bisa berbuat dosa bukan karena mematuhi hukum tapi karena itulah kodrat-Nya,
tidak bisa berdosa, Maha benar, Allah adil adanya).
2
Petrus 1 : 4 berkata “ Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita
janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh
mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang
membinasakan dunia.”
Ternyata
ada istilah manusia Allah, Yesuslah contohnya. Lantas jika ada istilah manusia
Allah seharusnya ada istilah kebalikannya yaitu manusia iblis. Untuk istilah manusia iblis
, rasanya sudah tidak asing buat kita yaitu manusia yang tingkah lakunya
serupa/segambar dengan iblis. Manusia Allah adalah manusia yang pikirannya
dipenuhi oleh pikiran dan perasaan Allah, tingkah lakunya mencerminkan pribadi
Allah, sebaliknya manusia iblis adalah manusia yang pikirannya telah berhasil dipenuhi
dengan pikiran iblis.
Dari
jutaan buku-buku motivasi dan pengembangan diri, nyaris substansi yang diangkat
hanya menyentuh aspek keberadaan manusia sebagai ciptaan yg paling sempurna
diantara ciptaan lainnya. Dalam hal ini teori-teori yang dirumuskan hanya
bermuara kepada pemulihan gambar diri manusia itu sendiri. Kemuliaan manusianya
bukan kemuliaan Allah. Yang hilang dari manusia adalah kemuliaan Allah,
kemuliaan manusianya masih tetap ada. Jadi sebaik apapun prestasi kita di dunia
semuanya itu hanyalah menggambarkan kemuliaan manusia. Ketika Adam diciptakan
serupa dengan gambar Allah, namun setelah manusia mengenal dosa hal itu tidak
mungkin bisa tercapai. Keturunan-keturunan Adam hanya bisa mencapai keserupaan
dengan Adam (kemuliaan manusia). (Kejadian 5:3 Setelah Adam hidup seratus tiga
puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya,
lalu memberi nama Set kepadanya.) Dan yang sekarang menjadi irama hidup kita
hari ini adalah sebatas pengejaran kemuliaan manusia bukan kemuliaan Allah yg
seharusnya menjadi fokus hidup kita. Kebanyakan orang kristen merasa sudah
selamat karena memeluk agama kristen, rajin ke gereja, berdoa, memuji Tuhan,
memberikan persembahan tanpa tahu apa sebenarnya keselamatan itu. Keselamatan tidak
hanya berbicara mengenai terhindar dari api neraka dan diperkenankan masuk
surga. Keselamatan adalah usaha Tuhan untuk mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yang semula, yaitu menjadi
manusia Allah seperti Tuhan Yesus.
Perumpamaan
di dalam Matius 22 : 1 – 14 ( Baca ), sungguh untuk orang-orang kristen zaman
ini. Apabila dibaca secara lengkap, kita akan menemukan kebenaran yang luar
biasa. Raja itu mengundang bangsa Israel untuk masuk dalam rencana keselamatan-Nya,
namun undangan itu tidak dihiraukan, dengan sibuk mengurusi urusan duniawi. Konsep Mesias yang
mereka pahami tidak lebih dari sosok mesias duniawi yang duduk di pemerintahan
seperti raja Daud. Melihat hal itu, sang Raja sangat marah dan menyuruh hamba-hamba-Nya
membagikan undangan secara cuma-cuma kepada siapa saja yang mereka temui di
jalan. Kita begitu senang menerima undangan itu ( keselamatan gratis oleh darah
Kristus ), namun ternyata ada yang salah dalam meresponi anugrah gratis ini. Undangan
tersebut tidak menyediakan pakaian pesta, kitalah yang harus
menyediakannya sendiri. Sangat benar keselamatan hanya karena anugrah dan bukan
karena perbuatan baik akan tetapi nyaris tidak ada seorangpun calon mempelai
wanita yang tidak mendandani dirinya secara all-out menjelang hari pernikahannya.
Bukankah kita calon-calon mempelai Kristus? Jika mempelai wanita datang
menghampiri mempelai prianya dengan pakaian lusuh tanpa gaun pesta, sangat
terlihat jelas bahwa si mempelai wanita tidak sungguh-sungguh berniat menikah
dengan pasangannya.Rencana Tuhan menciptakan kita bukan sekedar supaya kita
menjadi orang-orang baik dan beragama kristen saja melainkan lebih dari sekedar
agama, kita dipanggil untuk menjadi mempelai-mempelai-Nya yang memiliki kesempurnaan
seperti Kristus sebagai manusia Allah .
Bahan Sharing :
1. Untuk menjadi manusia Allah, apakah kendala yang
ada dan
solusi
yang bisa didapatkan ?
Posting Komentar