GBI Ponorogo

GEREJA YANG DI PULIHKAN

I.      INTRODUKSI                 :

Pengertian “ GEREJA ” yang di maksud pada judul di atas bukan menunjuk kepada bangunan secara fisik tempat berkumpulnya orang-orang kristen, melainkan menunjuk kepada orang-orang percaya itu sendiri.
Pemulihan dalam judul sharing ini berbicara tentang perubahan keadaan dari kondisi yang buruk menjadi kondisi yang lebih baik bahkan paling baik.  
Markus 7:37 berkata, Mereka takjub dan tercengang dan berkata : “ Ia menjadikan segalanya baik, yang tuli di jadikan-Nya mendengar, yang bisu di jadikan-Nya berkata-kata”.
Ayat ini memberikan penjelasan bahwa proses menuju kepada keadaan yang lebih baik/terbaik, selalu berawal dari suatu kondisi yang tidak baik/tidak menyenangkan/tidak menggembirakan/tidak membanggakan, contoh : orang-orang yang menerima mukjizat kesembuhan yang di lakukan oleh Yesus terkondisi sebagai orang-orang yang menderita, bisu, lumpuh, buta, tuli, dsb.
Satu hal yang perlu di camkan adalah BUKAN HASIL pemulihan yang di alami, tetapi PROSES menuju hasil akhir dari pemulihan/ perubahan itu .

II.      BERIKUT ADALAH HAL-HAL PENTING YANG DI BUTUHKAN UNTUK MASUK DALAM PROSES PEMULIHAN TERSEBUT :

1.      MEMILIKI PENUNDUKAN DIRI KEPADA TUHAN

a).  Kita harus bersedia/rela untuk menerima teguran, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti melalui pemberitaan Firman Tuhan dalam khotbah atau melalui penyampaian secara langsung oleh para pembina/pemimpin rohani kita.
b).  Kita harus bersedia/rela membuka mata untuk mengerti/memahami dan menerima rencana Allah dalam hidup kita.

2.      MEMILIKI KEBERANIAN UNTUK BAYAR HARGA

Kita harus siap untuk mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, seizin Tuhan dan bukan sebagai akibat dari kesalahan/dosa. Contoh bayar harga dapat kita pelajari dari kehidupan Ayub. Dalam pasal 1 Alkitab mencatat bahwa Ayub adalah sosok pribadi yang mendapat pujian sebagai orang yang saleh. Tetapi seizin Tuhan, ia mengalami musibah yang datang bertubi-tubi ( seolah-olah Tuhan sedang membantai dia). Pada awalnya Ayub masih bertahan dengan imannya tetapi dari pasal 3-36 kita melihat bahwa Ayub tidak lagi mampu bertahan dengan imannya ( mengeluh, mengomel, dan mempersalahkan Tuhan). Tetapi ia memiliki sahabat yang terbaik, yaitu Elihu yang selalu mengingatkan dia agar bertahan dalam proses penderitaan yang terjadi (pasal 34-36).
Pada akhirnya Ayub sampai kepada tingkat pemahaman yang benar, bahwa :

a).   Tidak ada rencana Allah yang gagal (pasal 42:2)
b).   pengalaman/perjumpaan pribadi dengan Allah dalam hidup seseorang (pasal 42:5), adalah sesuatu yang penting
c).   Penyesalan dan pertobatan dari dosa akan mengawali perubahan/pemulihan secara radikal dalam hidup seseorang (pasal 42:6)

(PDT. THEOFILUS HARSUKO/12 JUNI 2011)

III.      BAHAN SHARING        :

1.      Sikon buruk yang bagaimanakah, yang menurut Anda paling sukar untuk mendapatkan perubahan/pemulihan.
2.      Tuliskan dalam secarik kertas perubahan/pemulihan apakah yang ingin Anda alami secara pribadi maupun dalam keluarga Anda. Tidak perlu di beri nama dan jujurlah di hadapan Tuhan.

0 Responses

Posting Komentar