GBI Ponorogo

“ MERUBAH KEGAGALAN MENJADI KEBERHASILAN ”

“ Apapun yang terjadi dalam hidupku ini, tak pernah ku ragukan kasih-Mu Tuhan. Lewat gunung yang tinggi dalam lembah yang curam, tak pernah kuragukan janji-Mu Tuhan, ” demikianlah bait lagu berjudul Kau Berfirman ” yang menarik untuk disimak. Mengapa ?Karena pada umumnya, orang kristen memiliki iman yang mantap pada saat segala sesuatu berjalan mulus. Namun pada saat mereka dilanda badai persoalan, jalan buntu, dan mengalami kegagalan, iman menjadi goyah, kasih dan janji Tuhan di ragukan.
Adakah solusi bagi kegagalan dan merubahnya menjadi keberhasilan, seperti pepatah yang mengatakan “ kegagalan adalah sukses yang tertunda, ” dan “ kegagalan adalah jalan menuju keberhasilan.” ? Mengapa tidak ?! Kisah dalam Lukas 5:1-11 memberikan pelajaran bagi kita. Kegagalan mutlak murid-murid Yesus dalam menjala ikan berubah drastis saat mereka mampu menerapkan prinsip 3 M

1.      Menyerahkan Apa Yang Kita Punya Pada Tuhan

Setelah kegagalannya, Petrus menyerahkan perahu sebagai sarana pekerjaannya kepada Yesus untuk tujuan ilahi, menyampaikan Firman kepada orang-orang pada waktu itu. Barangkali, pemilik perahu yang lain akan menolak mentah-mentah untuk dipakai Yesus dengan berbagai alasan. Kalau kita ingin merubah kegagalan kita, prinsip penyerahan ini harus diterapkan, dimulai dari penyerahan diri pribadi dan anggota-anggotanya (Roma 6:13) dan berlanjut pada apa yang kita miliki. Bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh seorang anak kecil yang menyerahkan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan kepada Yesus untuk diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain.

2.      Mendengarkan Firman-Nya

Setelah menyampaikan Firman dalam perahu Petrus, Yesus memerintahkan Petrus untuk menebarkan jalanya di tempat yang dalam. Petrus mendengar perintah Yesus dengan penuh perhatian. Tempat yang dalam adalah tempat ikan-ikan besar bagi orang-orang dewasa untuk menjala, sedangkan tepi laut dan pantai adalah tempat untuk bermain-main bagi anak-anak kecil. Untuk memperoleh hal-hal besar dalam Kristus, perlu bagi kita untuk menjadi dewasa, siap untuk menjadi murid yang rela memikul salib (penderitaan), menyangkal diri dan mengikut Dia (Lukas 9:23). Paulus juga merindukan dirinya untuk mengenal Kristus, mengenal kuasa kebangkitan-Nya, menderita bersama Dia dan serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (Filipi 3:10). Betapa dalamnya kehidupan Paulus dalam mengiring Kristus sehingga dia layak mengalami hal-hal besar dalam pelayanannya.

3.      Menaati Perintah Kristus

Walau sepanjang malam mereka sudah menjala ikan, dan perintah Kristus bertentangan dengan hukum alam (ikan keluar pada malam hari, sedangkan perintah-Nya pada pagi hari ), Petrus tetap taat melakukan perintah Yesus yang tidak masuk akal itu. Namun, hasilnya mengagumkan, banyak ikan yang mereka tangkap sampai-sampai jala yang dipakai koyak.
(Rev. Isaac Arief)

BAHAN SHARING :
                      
1.      Sharingkan beberapa jenis kegagalan dalam kehidupan kita.

2.      Apakah yang harus kita lakukan untuk meningkatkan penyerahan kita dan kedalaman kita dalam mengikut Kristus agar keberhasilan tercapai dan kegagalan teratasi ?
0 Responses

Posting Komentar