GBI Ponorogo

Seorang pendeta dari sebuah kampung di lereng gunung Soputan Manado, mendapat kesempatan untuk melayani di Jakarta.
Ketika hendak masuk ke sebuah gedung, tiba-tiba dia berhenti karena melihat tulisan di pintu “ open ”. Saat ada seorang bule mau masuk melalui pintu itu, dia berteriak “ mister, jangan masuk !!!
Tetapi, teriaknya tidak di gubris dan si bule ngotot masuk ke dalam. Sesaat kemudian, keluarlah orang irian jaya dari gedung itu. “ Aduh !! sudah kita bilang jangan masuk, sekarang ngana so jadi hangus begini……!!!, teriaknya.
( Open : dikiranya tempat pemanggang kue).  
GBI Ponorogo

“ KETURUNAN YANG PERKASA DAN DIBERKATI ”

Berbagai macam usaha orang tua dilakukan untuk membuat anak-anaknya meraih masa depan yang cerah, seperti mengkursuskan mereka ke lembaga-lembaga kursus seperti Kumon, Sempoa, Prima Gama ; menyekolahkan mereka ke sekolah-sekolah populer di luar kota seperti “ Wa Ing, Dempo, Stella Duce, De Britto dan lain sebagainya, bahkan secara sembrono mengikut sertakan mereka dalam seminar atau training yang bertentangan dengan Firman Tuhan tanpa berkonsultasi lebih dahulu pada gembala sidang.
Sejauh tidak bertentangan dengan kebenaran dan dalam tuntunan Roh Kudus, hal-hal diatas baik-baik saja. Namun yang jelas, usaha diatas tidak menjamin adanya keberhasilan. Hanya Firman Tuhan yang memberikan jaminan pasti untuk membuat generasi berikutnya meraih sukses.
Berdasarkan Mazmur 112 : 1 – 2, ada 2 hal yang perlu dilakukan orang tua :

1.    MEMILIKI SIKAP TAKUT ANAK TUHAN.

Takut akan Tuhan, dalam Amsal Solaiman 8 :13 di definisikan sebagai sikap membenci kejahatan dalam arti membenci kesombongan dan sikap menyombongkan diri, tingkah laku yang jahat (Markus 7:21-23) dan mulut yang jahat ( menipu, bergosip, porno dan lain-lain ) dan menentang ( “ perverse mouth ” )

2.    MENCINTAI FIRMAN DENGAN SANGAT ( DELIGHTS GREATLY )

Untuk bisa melakukan hal ini di perlukan hal-hal sebagai berikut :

a.    Lahir baru ( Yohanes 3 : 5 ).

Orang yang lahir selalu mencari air susu ibu secara otomatis, sebagai gambaran Firman Tuhan.

b.    Memiliki gaya hidup sebagai orang yang bersaat teduh .

Berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan

c.    Mengikuti pelatihan-pelatihan Alkitab yang ada

d.    Dengan anugerah Tuhan, Firman Tuhan harus dilakukan dan selanjutnya secara berulang-ulang diajarkan pada anak-anak ( Ezra 7 : 10 ; Ulangan 6 : 6 – 9 ) – Isaac Arief

BAHAN SHARING :

1.    Diskusikan sikap yang bertentangan dengan hal takut akan Tuhan seperti yang diuraikan diatas.

2.    Usaha apakah yang perlu dilakukan untuk memiliki gaya hidup sebagai orang yang SANGAT MENCINTAI FIRMAN TUHAN  dan kendala-kendalanya.
GBI Ponorogo

IMAN YANG BERGANTUNG PADA KUASA TUHAN

Pada umumnya orang yang hadir dalam acara pertemuan ibadah cenderung memperhatikan pribadi pambicara dengan semua faktor lahiriah yang mendukung penyampaiannya, seperti cara berpakaian, indahnya rangkaian kata-kata, dinamika suara, bumbu humor, mimik wajah, susunan kotbahnya yang rapi dan lain sebagainya.

Berbeda dengan kebanyakan orang yang menyampaikan berita dan yang mendengar, Rasul Paulus dalam I Korintus 2 : 1 – 5 memberikan tips keberhasilannya sebagai pembicara handal, yaitu :

1.    Sebagai manusia yang bisa lemah, takut dan gemetar pada saat menghadapi pendengar, sebagai alat, dia sangat membutuhkan Tuhan dan dukungan orang lain. Dalam Efesus 6 : 19 – 22, Paulus minta para pendoa syafaat untuk mendoakan agar dia menerima pesan Tuhan (“Rhema”), keberanian dan kejelasan dalam pemberitaannya.

2.    Sebagai alat Tuhan, dia memberikan penghargaan yang sangat tinggi kepada Kristus yang disalibkan baginya sehingga dia yakin, kehadiran-Nya membuatnya tahu keadaan yang terjadi. Itulah sebabnya, dia mengambil keputusan untuk tidak mau mengetahui apa-apa diantara para pendengarnya. Dia hanya mengandalkan pada tuntunan Roh Kudus.

3.    Sebagai pelayan Kristus dia yakin akan demonstrasi Roh Kudus dan kuasa-Nya, bukan pada hikmat manusia.

Dengan ketiga hal diatas, Paulus ingin mengajar jemaat Kristus supaya iman mereka bergantung sepenuhnya pada kuasa Tuhan semata-mata.


BAHAN SHARING :

1.    Berbeda dengan sikap Paulus, bagikan pengamatan kita terhadap sikap para pembicara dan pendengar dalam pertemuan ibadah.

2.    Berdasarkan Ibrani 4 : 2,7 dan Matius 5 : 3, bagaimanakah sikap kita dalam mendengarkan firman Tuhan untuk memperoleh hasil yang baik ?