GBI Ponorogo
Dalam sebuah lomba lukis disebuah kota x dengan tema “ Damai “ akhirnya dipilihlah 3 lukisan yang masuk final . Lukisan-lukisan tersebut adalah yang pertama sepasang suami istri bergandengan tangan sedang duduk di taman, kedua seorang nelayan berada diperahunya mendayung di laut yang tenang, dan yang terakhir seekor burung berada disebuah lobang  tebing sedang berkicau sementara hujan deras sedang turun. Disimpulkan oleh para juri, gambar yang terakhir yang menjadi pemenang. Damai adalah keadaan yang tenang dan tentram dalam kondisi tidak ada masalah atau ada berbagai masalah. Siapakah yang tidak menginginkannya?
          Untuk mendapatkan damai ini, Filipi 4:2-9 memberi jawaban yang luar biasa, yaitu:
1. Bersukacita senantiasa. Dalam kondisi apapun perintah untuk bersukacita selalu harus kita lakukan, tidak tergoyahkan oleh jiwa kita ( pikiran, perasaan, dan kemauan ) yang sering berubah-ubah.
2. Berbagi kasih dengan semua orang. Gaya hidup kasih harus kita miliki untuk semua orang tanpa pandang bulu.

3. Berhenti kuatir . Ternyata senjata ampuh untuk menghalau kekuatiran adalah berdoa, dan menyatakan apapun keinginan kita dengan ucapan syukur. Hal mengucap syukur setelah mengajukan permohonan perlu di perhatikan dan di lakukan  agar kekuatiran tersingkir dan kita memperoleh apa yang kita inginkan.
4. Berpikiran positif Memikirkan hal-hal yang positif menjadikan kita seperti yang dikatakan dalam  Amsal 23 yang berkata “ Sebagai mana orang berfikir, demikianlah ia“. Bila pikiran positif kita miliki, bukan hanya damai  Allah yang menjaga hati dan pikiran kita, tetapi Allah sendiri sumber damai akan menyertai kita.
5. Bebas dari persengketaan, sikap pasif dan keegoisan.  Hal kelima inilah yang sering muncul dalam kehidupan. Itulah sebabnya Paulus menasihati kepada Sinthike dan Euodia yang bersengketa untuk bersatu, dan kepada Sunsugos untuk menolong mereka ( bukan menjadi kompor dan perongrong ). Secara positif harus dipikirkan bahwa mereka juga adalah pejuang Injil yang punya kelemahan dan harus di benahi tanpa membatasi kuasa Allah. Singkirkan  paradigma jawa “ Watuk iso mari, watak ora iso. Iso mari nek wis mati “

Bahan Sharing
Hal-hal apakah yang sudah dan belum dilakukan untuk meraih damai?
GBI Ponorogo
Dalam 1 Timotius 4:8 dikatakan “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang “. Rasul Paulus mengatakan, jangan kamu menjauhkan diri dari pertemuan ibadah....( Ibrani 10:25 )    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ibadah adalah “ Perbuatan baik untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan melakukan perintah-Nya “.Perbuatan baik kepada Allah berdasarkan          Roma 12: 1 adalah mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus dan berkenan kepada-Nya, dan berdasarkan yakobus 1:26,27, ketaatan kita ditunjukkan dengan menjaga lidah, mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya tidak tercemar oleh dunia.

Namun untuk beribadah kepada Tuhan ada beberapa hambatan-hambatan sebagai berikut

1.Iblis  dan roh-roh jahat( 1 Petrus 5:8 ).

 Berkata, “Sadarlah   dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis , berjalan keliling sama seperti singa  yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”

2. Dosa
Dalam bentuk apapun, pemikiran, perkataan, sikap hati dan perbuatan bisa menghambat ibadah kita, dan itu harus diakui dihadapan Allah dan sesama. ( 1 Yohanes 1:7-9 ) berkata:
“Tetapi jika kita hidup di dalam terang  sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa  maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”. Kita perlu mengaku dan minta pengampunan dan penyucian oleh darah Yesus.

3. Konsep yang salah terhadap Allah, bukankah Mazmur 145:8-9 berkata “TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.”

4. Konsep diri yang salah berdasarkan 1 Yohanes 2:28-29 yang berkata “Maka sekarang, anak-anakku,  tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan  diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya   dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.  Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar,  kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya. “ kita harus yakin bahwa diri kita adalah anak-anak Allah yang dikasihi-Nya

Bahan Sharing:


Apakah yang menghambat kita untuk beribadah ?   
GBI Ponorogo
            Betapa lemahnya diri manusia bisa nampak pada saat seorang dilarang melakukan sesuatu, disaat itulah justru timbul keinginan untuk melakukan sebaliknya. Sebagai contoh ada kiriman gambar wanita berwajah cantik sebatas mata ke bawah  dan tanda segitiga dengan tulisan jangan di “ zoom “. Respon sebagian besar dari kita adalah menyentuh tanda segitiga pada layar tersebut sebagai bentuk penolakan perintah. Astaga ?! ternyata kita melihat wanita cantik tadi berkepala botak dan kita kecewa atau “cekikikan”. Berapa seringkah kita melakukan hal yang sama? Bahkan ironisnya beberapa tokoh gereja berguguran melakukan pelanggaran berat.
          Untuk mengatasi kelemahan daging berdasarkan Roma 7: 1 sampai 8: 6, kita perlu melakukan 4 hal ( 4 M ) sebagai berikut:
1. Menyadari kelemahan daging kita ( Roma 7:19, 24 )
orang sekaliber Paulus berteriak “Aku, manusia celaka  ! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?”
2. Menerima Yesus sebagai Tuhan ( 7:25 )
Keluhan Paulus diatas di tidak lanjuti dengan lengkingan kemenangan “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.
Dengan menerima Yesus, kutuk dipatahkan dan kita menerima berkat sebagai ganti kutuk itu ( kemiskinan dengan kekayaan, penyakit  dengan kesembuhan dan kematian diganti kehidupan kekal ), dan kitapun menjadi ciptaan yang baru ( Galatia 3:13; II Korintus 5:17 ) Dia juga berjanji menyelamatkan kita dalam arti seluas-luasnya, termasuk mengatasi kedagingan kita (Markus 16:16 – Baca ! )
3. Mengandalkan Roh Kudus yang memimpin dan bekerja dalam kehidupan kita, asal kita mau dipimpin dan berserah kepada Dia. Hukum Roh membebaskan kita dari hukum dosa dan maut ( Roma 8:1-2 )
4. Memikirkan hal-hal yang dari Roh Kudus, yaitu Firman-Nya         (Roma 8:5 ). Dalam menjalani kehidupan sebagai pengikut Kristus, kita perlu terus-menerus memikirkan hal-hal dari Roh Kudus dan melakukan 2 hal penting :
a. Menjaga gerbang telinga dan mata. Karena mata dan telinga
    sangat terbuka, maka dia jatuh dalam dosa ( Kejadian 3:1, 6 ).
b. Menanggapi peperangan batin yang berkecamuk secara
    otomatis/sepontan dengan meminta anugrah-Nya ( 
    menggantikan minat dan ketidakmampuan kita dengan minat dan
    kemampuan Roh ( Filipi 2:13 ), dan melawan roh-roh jahat yang
    terlibat dengan menggunakan selengkap senjata yang bersifat
    menyerang, yaitu Nama Yesus, Darah- Nya dan Firman-Nya.
Bahan Sharing


Setelah memastikan kelemahan diri kita tanpa Tuhan dan penerimaan kita terhadap Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, bagaimanakah kita mengaplikasikan gaya hidup sebagai orang yang terus menerus memikirkan Firman-Nya dan secara otomatis mengandalkan Roh Kudus dan menggunakan selengkap senjata Rohani ?
GBI Ponorogo
Ada dua pepatah jawa yang menarik untuk disimak yaitu “ Eling Lan Waspodo ( Ingat Dan Waspada )” dan “Ojo Sembrono lan Ojo dumeh ( Jangan Gegabah dan Jangan Sombong )” Mengapa karena sebagai manusia, kita harus mengingat bahwa hidup kita dalam dunia ini hanya sementara dan akan tiba waktunya kita akan dihakimi oleh Raja diatas segala raja. Pengkhotbah 11:9 mengingatkan kita, “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! “ Keinginan hati dan pandangan mata dalam perjalanan hidup ini akan dipertanggung jawabkan pada hari penghakiman.
            Berdasarkan dua pepatah diatas dan pengkhotbah 11:9 kita harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini dengan mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar ( Filipi 2:12 )” Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu   dengan takut dan gentar,  bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir.
            Agar berhasil mempertahankan keselamatan dan melakukan semua hal yang menyenangkan Allah kita, Yohanes 15:1-8 memberikan pemahaman-pemahaman yang harus kita pegang. Sebagai ranting , kita harus:
            1. Harus melekat pada pokok anggur dalam arti sepenuhnya bergantung pada Yesus sebagai sumber segala sesuatu. Kita harus bergantung mutlak pada tuntunan-Nya dan karya-Nya.
            2. Siap dibersihkan oleh Firman-Nya.
            3. Berbuah. Kalau tidak berbuah, kita akan dipotong menjadi kering dan dicampak
                kan kedalam api sehingga terbakar.
            4.Tinggal didalam Dia dan Dia didalam kita. Hal ini memberikan pengertian bahwa kita harus menyatu dengan Dia dan dalam prakteknya kita menurut perintah-perintah-Nya untuk mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan hidup saling mengasihi ( 1 Yohanes 3:23-24- Baca )bila kita melekat pada Dia, apa saja yang kita minta akan diluluskan sehingga kita berbuah lebat.




Bahan Sharing :
1. Dosa-dosa apa saja yang menghalangi langkah kita untuk mencapai
    keselamatan?
2. Apakah yang harus kita lakukan dalam menjalani kehidupan agar berbuah

    Lebat ?
GBI Ponorogo
            Semua novel mempunyai klimaks. Biasanya klimaks itu terdapat pada bab yang terakhir. Banyak novel memang asyik dibaca kalau klimaksnya tersimpan sebagai rahasia dan nanti kita menemukannya sebagai kejutan. Tetapi ada juga novel yang lebih mudah dimengerti kalau justru bab terakhirnya dulu yang kita baca.
            Keempat kitab Injil adalah seperti novel yang baru bisa dimengerti kalau dibaca mulai dari bab terakhirnya, yaitu bab tentang Paskah. Kebangkitan Yesus adalah klimaks dari seluruh hidup Tuhan Yesus. Tanpa membaca berita pembangkitan-Nya, kita sulit memahami arti kelahiran, pekerjaan, pengajaran, penderitaan dan kematian Yesus.
            Kitab-kitab Injil ditulis bukan karena Yesus telah dilahirkan , melainkan karena Ia telah dibangkitkan. Dengan lain kata , jika seandainya Yesus lahir dan mati, tetapi tidak dibangkitkan, maka kitab-kitab Injil tidak akan ada. Itu berarti bahwa iman Kristen tidak akan ada. Itu berarti bahwa iman Kristen tidak akan ada, dan Gereja Kristen tidak akan berdiri.           
            Itulah yang dimaksudkan Paulus ketika ia menulis, “ Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”
            Begitu pentingnya kebangkitan Yesus, sehingga Gereja Purba menjadikan Paskah sebagai pusat perayaan-perayaan Kristen. Bahkan sebelum tahun 313, Gereja hanya mengenal satu perayaan kristen, yaitu Paskah.
            Baru sesudah tahun 313, Gereja mengenal perayaan Natal. Dalam perkembangan waktu, perayaan Natal makin lama makin meriah. Kecenderungan itu membekas hingga kini.
            Hal itu sebenarnya bukan persoalan. Yang menjadi persoalan adalah kalau Gereja sekarang cenderung untuk menganaktirikan Paskah jika dibandingkan dengan Natal. Kemeriahan menyambut Paskah tampaknya tidak seimbang dengan kemeriahan menyambut Natal.
            Coba Anda bandingkan . Dalam rangka Natal ada begitu banyak kegiatan, bagaimana dalam rangka Paskah? Untuk Natal ada anggaran belanja, apakah untuk Paskah anggarannya kira-kira sebanding dengan itu  ?
            Juga perorangan dan keluarga-keluarga menyambut Paskah jauh lebih sepi dari Natal. Coba saya numpang tanya, berapa kartu ucapan selamat Natal Anda kirimkan dan Anda terima. Tetapi pada hari Paskah, apakah Anda juga mengirimkan dan menerima kartu ucapan selamat Paskah ? Anda benar, ternyata penerbit dan toko-toko buku Kristen pun ikut-ikutan menganaktirikan Paskah.
            Dalam hubungan ini dapat pula disinyalir betapa sedikitnya tempat yang disediakan untuk Paskah dalam liturgi dan khotbah. Padahal enam minggu sebelum Paskah adalah minggu-minggu Pra Paskah. Dan tujuh minggu sesudah Paskah adalah minggu-minggu Paskah.
Enam minggu sebelum dan tujuh minggu sesudah Paskah adalah mara raya. Gerejawi di mana peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus menjadi titik tolak penyorotan dalam liturgi dan pemberitaan Firman.
            Soalnya bukanlah bagaimana kita mengurangi kemeriahan Natal, melainkan bagaimana menambahkan kemeriahan Paskah. Bahkan, sebenarnya bukan menambahkan, melainkan memulihkan. Sebab pada awal lahirnya Gereja, Paskah dirayakan sebagai pusat perayaan Kristen.
: Rp. 616.000,-Kolekte Tgl 14/2/'16Harap Anda jangan salah faham. Yang saya maksud dengan kemeriahan bukanlah pesta dan bermewah-mewahan, melainkan keagungan dan kegembiraan.
Flowchart: Punched Tape: Brikan Ku Hati
Franky Sihombing
Key: G

G          C  D                     G
Brikanku hati, sperti hatiMu
Em                  A7       D
yang penuh dengan belas kasihan
G          C  D                G
Brikanku Mata, sperti mataMu
Em                  A7       D
memandang tuaian disekelilingku

B
Brikanku tanganMu
Em
tuk melakukan tugasmu
A7
Brikanku kakimu
D
melangkah dalam rencanaMu
G         C  Bm     Em   Am       D         G
Brikanku, brikanku, brikanku hatiMu

            Yang sekarang diperlukan adalah kemauan melangkah untuk mengembalikan Paskah kepada tempatnya yang semula, yaitu sebagai pusat perayaan Gereja.

BAHAN SHARING:

1. Apakah yang harus kita lakukan dengan adanya ketidakseimbangan antara

    Paskah dan Natal?
GBI Ponorogo
        Di tahun Monyet Api, diramalkan bahwa orang-orang yang punya shio Monyet Api (Shio adalah zodiak Tionghoa yang memakai hewan-hewan untuk melambangkan tahun, bulan dan waktu dalam astrologi Tionghoa. Pada dasarnya, hewan-hewan ini diambil melambangkan dua belas cabang bumi yang kemudian digabung bersama lima unsur membentuk 1 periode 60 tahun ), akan berusaha untuk berprestasi menuju puncak dengan tekat membara. Mereka lincah bergerak cepat dengan percaya diri, sikap humoris dan berjiwa pemimpin, walau licik, egois, gampang curiga dan congkak. Namun  sebagai pemgikut Kristus, kita hanya percaya apa yang Alkitab katakan bahwa tiap tahun bahkan tiap-tiap hari adalah tahun dan hari yang diberkati, dan menolak tiap ramalan yang tidak selalu pasti.
        Agar di berkati, menurut 1 Petrus 3:8-11 ada 4 hal yang harus diperhatikan ( 5 M ).
1. Memiliki kasih dalam komunitas. Kita harus memiliki pikiran
    dan perasaan yang sama, saling mengasihi, memiliki
    lemah lembut dan rendah hati. ( 8-)
2. Memberkati yang berbuat jahat kepada kita agar kita
    Diberkati ( 9 )
3. Menolak hal-hal yang jahat dan melakukan yang baik,
    bahkan mencari perdamaian dengan semua orang. Kasih  
    menutupi dosa  dan tidak menyimpan kesalahan. ( 11 )
4. Menjaga mulut dari hal-hal jahat dan tipuan. ( 10 )
5. Menaikkan doa kepada Tuhan ( 12 )
    Doa pribadi dahsyat kuasanya ( Yakobus 5:16 ) dan doa
sepakat dalam Nama Yesus akan diluluskan oleh Tuhan.  (Matius 18:19-20 )

Bahan sharing:
1. Berdasarkan artikel diatas apa yang harus kita lakukan agar tahun ini adalah merupakan tahun berkat. 
GBI Ponorogo
        Pada saat kita menyanyikan lagu berisi kata badai , seringkali kita menganggap badai itu masalah kehidupan. Namun kenyataan membuktikan seringkali badai berkat bisa menjadikan penghalang bagi kita untuk hidup menyenangkan hati Tuhan.
        Dalam Markus 10:17-27 kita melihat bahwa Yesus berdialog dengan seorang yang kaya. Si kaya itu bertanya apakah rahasianya untuk memperoleh kehidupan kekal. Dari jawaban Yesus kita belajar bahwa kekayaan bisa menjadi penghalang besar bagi seorang untuk memperoleh kehidupan yang kekal. Memang baik bagi dia untuk menuruti perintah Allah sejak muda, seperti :
        - jangan membunuh
        - jangan berzinah
        - jangan mencuri
        - jangan mengucapkan saksi dusta
        - jangan mengurangi hak orang
        - hormatilah ayah dan ibumu
Namun Yesus memberikan pamahaman yang mengagetkan si kaya dan kita semua bahwa ada satu kekurangan yaitu menjual harta dan membagikan pada orang-orang miskin untuk mendapatkan harta di surga. Kemudian, Dia berkata bahwa selanjutnya dia harus mau memikul salib dan mengikut Yesus. Pelajaranpun berlanjut bahwa betapa sukarnya orang kaya masuk surga dan lebih mudah seekor unta masuk ke lubang jarum. Kesukaran yang amat sangat itu jadi mudah pada saat Allah terlibat dalam diri si kaya dan membuatnya berubah menjadi ciptaan yang baru ( II Korintus 5:17. Baca! ) dan karena anugrah-Nya membuat dia mampu melakukan hal-hal yang menyenangkan Dia ( Filipi 2:13. Baca! ). Bagi manusia tidak mungkin, namun bagi Allah segala sesuatu mungkin. Berkat tidak akan menghalangi kita untuk meraih berkat dan kehidupan yang kekal.

Bahan Sharing :

        1. Aksi sosial berhenti karena tidak ada yang mengurus dan tidak ada uang yang tersisa. Berdasarkan artikel di atas apakah yang harus dilakukan ?
GBI Ponorogo
       Lemahnya semangat bisa disebabkan oleh barbagai macam hal, seperti kurangnya pemahaman Firman, kekecewaan, problem-problem kehidupan baik di bidang ekonomi, kesehatan, keluarga, hubungan sosial dan sebagainya.
          Dr. Andar Ismail menyoroti kehidupan umat Tuhan dengan sangat tajam pada masa – masa yang berbau Natal. Dia katakan ada orang – orang yang bersikap seperti lampu hiasan Natal yang hanya berkelip pada waktu Natal dan pudar nyalanya pasca Natal, tidak seperti matahari yang bersinar tiap hari. Semangat berkobar – kobar merosot dan padam setelah acara selesai. Tidak seharusnya demikian, menjelang kedatangan Tuhan, kita harus lebih bersemangat untuk berkumpul dan saling menasehati, seperti yang tertulis dalam Ibrani 10:25.
          Dalam konteks Mazmur 143: 1-12, Raja Daud pernah mengalami patah semangat pada waktu ditekan oleh musuh – musuhnya. Jalan keluar terhadap persoalan ini bisa diperoleh kalau ada 3 hal dibawah ( 3 M ) :
          I. Mengingat kebaikan Tuhan ( 5-7 ).
Manusia adalah apa yang dipikirkannya , demikianlah Amsal 23:7 berkata. Kecenderungan lupa terjadi pada umat Tuhan yang sebelumnya diberkati kemudian merosot setelah mengalami goncangan kehidupan atau malah makin turun semangatnya ketika lebih diberkati. Waspadalah! Harus kita selalu ingat bahwa kasih Kristus terbesar adalah pada waktu tangan-Nya direntangkan tersalib bagi kita demi keselamatan kita dalam arti seluas – luasnya sampai di alam baka. Korban-Nya dan berkat yang dilimpahkan bagi kita seharusnya menjadikan kita sadar dan merelakan semua hal yang kita miliki bagi kemuliaan-Nya.

          II. Mengandalkan Dia ( 8-12 ).

Pernyataan – pernyataan “ Kepada-Mulah aku percaya (8); kepada-Mu aku berteduh (10);ajar aku (10);tuntun aku (10);Hidupkan aku  (11)” , cukup menjelaskan betapa Raja Daud sangat bergantung pada Allah-Nya. Dibandingkan Raja yang seperti-Nya punya semua hal, kegagahan, keahlian, kekayaan, kedudukan, popularitas, seharusnya kita lebih bergantung lagi.

          III. Melandaskan doa-doanya pada 4 hal sebagai berikut :

          1. Nama-Nya (11). Nama Yesus berkuasa bila disebut dalam doa kita. Yohanes 14: 23-24 ( Baca! ), menjelaskan bahwa kita perlu meminta yang kita inginkan dalam doa dengan menyebut nama yang ajaib itu.
          2. Kebenaran-Nya (12).Dialah kebenaran itu dan kitapun harus benar bila ingin doa kita berkuasa ( Yakobus 5:16, Yesaya 59:1-2, Baca! )
          3. Belas kasihan-Nya (12). Tak perlu kita ragukan belas kasihan yang dilimpahkan bagi umat-Nya dalam menghadapi begitu banyak persoalan kehidupan. Yang berkekurangan, yang sakit, yang terikat, yang butuh keselamatan, Dia tolong.
          4. Posisi kita sebagai hamba (12). Sikap kita sebagai hamba yang baik (tidak jahat), rajin (tidak malas) dan berguna harus kita tunjukkan, seperti yang bisa kita pelajari dari perumpamaan talenta. Dia Raja segala raja akan segera datang untuk meminta pertanggungjawaban kita. ( Matius 25:14-19,26,30 .Baca! )
BAHAN SHARING :

1. Berbagai macam hal apakah yang seringkali menyebabkan lemahnya semangat kita dan berikan solusi berdasarkan artikel diatas.
GBI Ponorogo
       Waspada adalah sikap berhati-hati terhadap segala sesuatu yang akan dan sedang terjadi, atau sedang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang waspada adalah orang yang selalu menjaga setiap tingkah lakunya, perkataannya, sikap hidupnya sehari-hari.
Dalam kehidupan sekarang ini kita perlu menjaga hati kita, karena semua tindakan ataupun perkataan kita sehari-hari bermuara dari situ. Tuhan tidak melihat apa yang kita kerjakan, tetapi Tuhan melihat bagaimana sikap hati kita yang terlihat dari pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari.
          Di dalam Ibrani 3:12-14 dan Ibrani 4:1- 2 ,kita perlu menjaga hati dengan waspada terhadap :
1. KEMURTADAN ( Ibrani 3:12 ).
        Kemurtadan adalah meninggalkan iman percaya kepada Tuhan Yesus atau menjadi tidak percaya sama sekali. Orang yang tidak percaya hidupnya tidak dalam kebenaran dan keselamatan. Roma 10:10 berkata :” Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”
Dan keadaan orang yang murtad akan lebih buruk dari orang yang tidak beriman ( 1 Timotius 5:8b. Baca! )

2. TIPU DAYA DOSA ( Ibrani 3:13b )
        Hati-hati terhadap tipu daya dosa.Tipu daya dosa terkadang secara langsung tidak kita sadari.Tipu daya dosa bisa terjadi melalui kekuasaan, jabatan dan kekayaan. Contohnya orang segan menegur kesalahan/dosa  yang dilakukan oleh orang yang mempunyai kekuasaan ataupun kekayaan yang tinggi, padahal kalau kita tidak menegurnya kita juga ikut berdosa.Orang yang terkena tipu daya dosa bisa bermain-main dengan dosa, tanpa menyadari akibat dari dosa. ( Roma 6:23 .Baca ! )

3.KETIDAKSERIUSAN/KETIDAKSUNGGUHAN
   ( Ibrani 4:1-2 ).
        Kalau sesuatu tidak dilakukan dengan serius / sungguh-sungguh akibatnya bisa menjadi bosan atau kacau , baik dalam tindakan yang kita lakukan sehari-hari ataupun dalam pelayanan kepada Tuhan.Pelayanan kepada Tuhan tidak dilihat dari peranan orang sebagai pemuji atau pendamping pemimpin penyembahan, tetapi lebih dari sikap hati kita saat dalam hadirat Tuhan lewat pujian dan penyembahan  kepada juruselamat kita yaitu Yesus Kristus. Bukti ketidakseriusan adalah pada saat datang beribadah di gereja atau persekutuan hanya karena rutinitas dan jadwal semata, bukan karena hati yang menyembah kepada Tuhan. Hal itu menyebabkan kita tidak bisa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa secara rohani dalam Tuhan. Hal ini bisa membuat jemaat menjadi bosan,goyah, gampang terkena gosip yang pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.Janganlah suam-suam kuku dalam Tuhan supaya kita benar-benar menjadi pelayan/jemaat Tuhan yang berkenan di hadirat Allah.
( Wahyu 3:15-16. Baca! )

        Jadi dalam segala aspek kehidupan kita, marilah kita menjaga hati dengan segala kewaspadaan supaya tercapai kehidupan yang diberkati Allah.
Untuk itu, kita harus melakukan minimal dua hal :
1. Membangkitkan semangat kita untuk terus bertumbuh dalam iman kita. Jangan goyah dengan masalah-masalah apapun yang terjadi.Kita harus menggali kebenaran Tuhan dan praktekkan dengan melibatkan Tuhan dalam setiap tindakan kita.
2. Jangan menjadikan pelayanan kita sebagai suatu kebiasaan.

Bahan Sharing:
1. Berikan contoh orang-orang yang murtad, tertipu dalam dosa,    
    dan yang tidak memiliki kesungguhan dalam pengiringan mereka    

    kepada Tuhan.