GBI Ponorogo
Berkat, kususnya materi dibutuhkan oleh setiap pengikut Yesus. Namun, kenyataan membuktikan bahwa banyak orang hidup dalam kekurangan, jauh dari berkat. Hal demikian pernah dialami oleh Petrus yang semalam-malaman menjala ikan dan hasilnya nol besar. Namun pada waktu kapalnya dipinjamkan ke Yesus sang Guru dan Tuhannya, pola pikirnya berubah sesuai Firman yang didengar. Siang hari dia tebarkan jala di tempat yang dalam sesuai perintah Yesus walau bertentangan dengan nalarnya. Biasanya orang yang menjala ikan pada malam hari, karena waktu itulah ikan muncul ke permukaan. Hasilnya bukan main, dia menangkap begitu banyak ikan. Kisah ini bisa kita baca dalam Lukas 4:1-10.
Pelajaran yang bisa kita petik dan apa yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. MENYERAHKAN PERAHU KEHIDUPAN KITA KEPADA YESUS.
Petrus menyerahkan perahunya kepada Yesus untuk dipakai sebagai tempat menyampaikan Firman-Nya. Kini, Petrus tidak lagi sendiri, dia bersama Yesus. Sebelumnya, dalam kesendirian dia bekerja dengan kekuatannya sendiri yang terbatas. Bersama Yesus sebagai pemimpinnya, dia bekerja  dan hasilnya luar biasa.
2.        MENDENGARKAN FIRMAN TUHAN DAN TAAT MELAKUKANNYA.
Sekalipun perintah Yesus bersebrangan dengan  logikanya, dia taat juga. Hasilnya, luar biasa. Itulah sebabnya, sejak Yesus masuk kedalam kehidupan kita, Dialah yang memimpin dan taatilah apapun yang kita dengar.                       
3.  MELAKUKAN  KERJA SAMA DALAM KESATUAN DENGAN YESUS DAN SESAMA.
Petrus tidak lagi sendiri, dia bersatu dengan Yesus dalam perahunya. Pada saat kita menyerahkan perahu kehidupan kita kepada-Nya, semua hal berubah dan kita mengalami banyak berkat. Perahu kehidupan bisa berarti perahu kehidupan pribadi / hati kita, rumah tangga, perahu secara lahiriah sebagai milik kita ( mobil kita, rumah kita, harta kita, vila kita, dan lain sebagainya ) yang bisa dipakai untuk pekerjaan Tuhan. Pada waktu Petrus kewalahan menghadapi banyaknya ikan yang dia tangkap, dia panggil teman-temannya dan bersatu untuk bekerja sama. Kesatuan diawali dalam keluarga dan berlanjut kepada komunitas yang lain. Bukankah Matius 18:19-20 berkata," (19) Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (20) Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.?!" Bila kita sepakat dalam doa, apapun yang kita minta kepada Bapak Surgawi dikabulkan. Dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Dia hadir dan memberkati kita.                       
Pengkotbah 4:11-12 yang berkata," (11) Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? (12) Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." menandaskan kepada kita betapa perlunya hidup dalam kesatuan dengan Tuhan dan sesama. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.    
                  
BAHAN SHARING :

Untuk meraih berkat dalam kesatuan, bagaimanakah cara kita merubah  keadaan  keluarga, ibadah raya  dan komsel kita agar kita bisa meraih berkat Tuhan ?
GBI Ponorogo
 Dalam Perjanjian lama, Musa mengalami kemustahilan pada waktu dia dan bangsa Israel di depan menghadapi laut tiberau dan dibelakang dikejar oleh bala tentara Firaun. Mukjizat terjadi pada saat kuasa Tuhan dinyatakan dengan terbelahnya laut sehingga bangsa Israel terselamatkan.
Dalam perjanjian baru, murid-murid Yesus dalam perahu mereka  menghadapi angin sakal sehingga ketakutan mencekam. Munculnya Yesus yang berjalan diatas air menambah ketakutan mereka sehingga dengan teriakan doa dan permintaan  Petrus, dia bisa berjalan di atas air sesuai titah Yesus. Kemudian, persoalan lain dialami Petrus pada saat dia merasakan angin yang menenggelamkannya. Tetapi, beruntunglah Petrus terselamatkan pada saat dia minta pertolongan dan tangan Yesus memegangnya. Kisah ini tercatat dalam Matius 14:22-32
Untuk mengatasi badai kemustahilan, tiga hal perlu kita lakukan, yaitu:
      1.     MEMPERCAYAI YESUS TUHAN YANG MAHA KUASA (5:29-32).
Kemahakuasaan Yesus ditunjukkan dengan kemampuanNya berjalan diatas air, perintahNya kepada Petrus untuk berjalan diatas air, pertolonganNya kepada Petrus waktu tenggelam, dan kehadiranNya dalam perahu yang menenangkan badai. Bagi Dia dan yang percaya, tidak ada yang mustahil.
      2.     MENAIKKAN DOA PADA SAAT MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN.
Permintaan Petrus dalam doa membuat badai reda. Petrus mampu berjalan di atas air dan diselamatkan pada waktu dia tenggelam. Doa benar-benar mengatasi ketakutan yang ditimbulkan karena beragam persoalan, termasuk badai kemustahilan yang menerpa kehidupan kita. Filipi 4:6 berkata, " Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."
      3.     MENGABAIKAN ANGIN YANG MENERPA DALAM PERJALANAN KEHIDUPAN ( 30).
Karena angin yang menerpa, Petrus tenggelam. Untuk bisa terus berjalan diatas beragam persoalan, Ibrani 11: 1-4 menasihatkan kita untuk menanggalkan dosa, meninggalkan dosa, mengarahkan mata kita kepada Yesus yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman itu kepada kesempurnaan dengan tekun memikul salib dan melawan dosa. Untuk tetap tegar pada waktu angin menerpa, dibutuhkan kekokohan iman yang dibuktikan dengan penanggalan beban, kesadaran akan adanya dosa        yang perlu diperbaiki pada saat ada teguran dan sambil terus memandang pada Kristus, berani memikul salib dan    melawan dosa.
      4.     MENERUSKAN PERJALANAN BERSAMA YESUS SAMPAI KE SEBERANG (32).
Pada saat Yesus dan Petrus naik ke perahu, anginpun reda. Seringkali redanya persoalan membuat kita berhenti di jalan. Namun perjalanan bersama Yesus harus dikakukan, tidak boleh berhenti. Jalani kehidupan bersama Yesus dengan gaya hidup sebagai pengikut yang setia.      
         
Bahan sharing:

Adakah badai kemustahilan yang menerpa kita dan berdasarkan artikel diatas apakah yang harus kita lakukan ?
GBI Ponorogo
Seorang tukang servis almari es dan televisi yang rusak melakukan tugasnya dengan sebaik baiknya, karena membutuhkan uang sebagai ongkos bagi pekerjaannya. Demikian pula seharusnya sebagai orang kristen yang disebut sebagai garam dan terang dunia, melakukan pekerjaannya untuk membuat perubahan demi Tuhan mereka.
Yusuf adalah contoh bagi terjadinya perubahan dimanapun dia berada. Bagi terjadinya perubahan yang tercatat dalam Kejadian 39:1-10, kita harus memperhatikan apa yang dilakukannya :
1. Memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhannya. Kedekatan Yusuf dengan Tuhannya menyebabkan di usianya yang masih muda, 17 tahun, Tuhan sudah memberinya visi ( gambaran apa yang akan terjadi di masa depan ) dalam bentuk mimpi bahwa dia akan menjadi raja muda di Mesir ( Kejadian 37 : 7 – 9 ); Tuhan memberkati dia sehingga apapun yang dilakukannya berhasil, dan melimpahkan kasih setiaNya kepada Yusuf sehingga membuatnya kesayangan bagi kepala penjara ( Kejadian 39 : 21 ). Di rumah juga paling disayang orang tuanya dan juga di  rumah Potifar disayang atasannya. Dimanapun dia berada disayang pemimpinnya. (Kejadian 37: 3 ; 39: 4). Kedekatannya dengan Tuhan ditunjukkan dalam praktek sehari hari dengan atasannya, dan tentulah dia hidup dalam tuntunan Tuhan dan mengandalkan Dia. ( Galatia 5 : 25).
2. Melakukan pekerjaannya dengan baik dan bertanggung jawab. Tuhan memberkati rumah Potifar karena Yusuf, baik di rumah maupun di ladang ( Kejadian 39 : 5 )
3. Memiliki sikap yang baik dan elok parasnya ( Kejadian 39 : 6 b ). Belajar dari Yusuf, kita perlu memperhatikan penampilan kita dengan berusaha menjaga kebugaran tubuh kita. Program Newstart plus ( Nutrition, exercise /olah raga,water, sunlight, temperance / pertarakan, air / udara, rest / istirahat, trust / percaya kepada  Tuhan ; plus dalam arti  hidup saling mengasihi supaya sukacita Kristus menjadi penuh ( Yohanes 15: 10-11) disarankan agar bisa diaplikasikan.Selain itu,sikap yang baik terhadap orang lain dalam bertutur kata dan bertingkah laku perlu dijaga.
4.Menolak dosa ( Kejadian 39 : 7- 10 ).Kekokohan iman Yusuf di usia muda, dalam menolak bujukan istri Potifar yang tentunya sangat cantik , perlu ditiru. Bahkan pernyataannya tentang dosa mengagumkan. "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?," demikianlah kata Yusuf terhadap istri Potifar. Masihkah di abad modern ini kita memiliki standard moral yang tinggi? Semoga!
Bahan Sharing :

 Apakah yang perlu kita lakukan secara konkrit  untuk menjadi perubah keadaan, berdasarkan artikel diatas?
GBI Ponorogo

" KELUARGA YANG DI BERKATI "

Mazmur 128:1-6 mengungkapkan rahasia tentang keluarga yang diberkati dengan memperhatikan 4 hal sebagai berikut :
1. PASANGAN SUAMI ISTRI HIDUP MENURUT JALAN YANG DITUNJUKKAN TUHAN ( ayat 1 ).
Dikatakan, tiap orang, baik suami maupun istri, harus berjalan di jalan Tuhan. Ulangan 6:1-6 menandaskan bahwa bila perintah Tuhan diperhatikan, dipegang dan dilakukan, hasilnya adalah umur panjang dan keadaan yang baik, berkelimpahan ( hidup diberkati ).                       
2. PERANAN LELAKI SEBAGAI KEPALA RUMAH TANGGA.
Karena ayat 3 berbicara tentang istrimu dan anak-anakmu, maka yang ditekankan oleh penulis Mazmur adalah seorang pria sebagai suami yang lebih dahulu pegang peranan untuk menjadi pecinta Firman dan pelaku. Sebagai kepala rumah tangga, lelaki harus memiliki sikap takut akan Tuhan. Amsal Solaiman 8:13 berkata," Menghormati TUHAN berarti membenci kejahatan. Aku membenci kesombongan dan keangkuhan, hidup yang jahat, dan kata-kata yang menyakitkan. (VMD)" 
Berbicara tentang kesombongan, kita bisa melihat sikap Naaman sebelum disembuhkan. Dalam 1 Petrus 5:5-6, kesombongan berarti tidak bisa menundukkan diri pada para penatua, orang orang tua dan sesama dan sikap seperti ini ditentang sendiri okeh Allah.       
3. PENGAJARAN FIRMAN TUHAN SECARA BERULANG-ULANG KEPADA ANAK-ANAK ( ULANGAN 6:6-9 ).
Pengajaran Firman Tuhan harus diajarkan dan dibicarakan dengan anak-anak pada waktu duduk di rumah, dalam perjalanan, waktu berbaring dan bangun. Ada baiknya juga, sesuai perintah Tuhan, Firman Tuhan dengan hiasan yang menarik dipasang di tempat-tempat yang mudah dibaca.
4. PEMBERESAN HUBUNGAN ANTARA BAPAK DAN ANAK, BILA ADA KONFLIK.
Bapak harus berusaha tidak membuat anaknya marah seperti yang dikatakan dalam Efesus 6:4 yang berkata, “ Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan". Bila terjadi hubungan yang tidak harmonis antara bapak dan anak harus ada usaha untuk membereskannya. Maleakhi 4:6 berkata," Maka ia akan membuat hati bapa- bapa berbalik kepada anak-anak mereka dan hati anak- anak kepada bapa-bapa mereka,kalau tidak Aku akan memukul bumi dengan kutuk ( terjemahan arief ). Untuk merubah kutuk menjadi berkat dalam keluarga harus ada pemberesan hubungan sampai terjadinya keharmonisan bapak dan anak.                       

BAHAN SHARING :
1. Sharingkan tanda-tanda adanya ketidak bahagiaan dalam rumah tangga.
2. Usaha konkrit apakah yang bisa dilakukan berdasarkan artikel  diatas untuk menjadikan keluarga diberkati?

 
“ IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG PERSOALAN ” Sebagai pengikut Kristus yang juga menghadapi beragam gunung persoalan, kita perlu memiliki iman yang di definisikan sebagai dasar (bahan) dari semua hal yang diharapkan dan bukti dari yang belum terlihat. Ibrani 11:1. Iman tersebut bisa timbul dalam hati karena mendengar firman Allah seperti yang dikatakan kitab Roma 10:17. Untuk mendapatkan iman, I Korintus 2:9 berkata “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah masuk ke dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia”. Ada jaminan untuk memperoleh iman dengan melihat apa yang belum kita lihat, dengar yang belum kita dengar, terima dalam hati apa yang belum pernah masuk ke dalam hati dan menimbulkan iman itu, asalkan kita MENGASIHI DIA. Dalam kitab Markus 5:24-34 (Baca!) kita bisa belajar dari seorang wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun dan kehabisan harta karena pergi ke berbagai dokter dan tidak mengalami kesembuhan, bahkan sebaliknya kondisinya makin parah. Si wanita betul-betul menghadapi gunung persoalan. Untuk menyingkirkan gunung persoalannya, beberapa hal ditempuh oleh wanita itu, yaitu 1. Mendengarkan berita tentang Yesus (27a). Berita tentang Yesus itulah yang membuat wanita itu beriman. 2. Melakukan tindakan iman (27b). Dengan tenaga yang tersisa, dengan resiko tumbang dijalan dan mengalami hinaan dan penolakan, dia mendekati Yesus dari belakang. 3. Mendeklarasikan iman (28). “ Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh “, itulah yang dikatakannya. Bukankah Alkitab berkata “ Dengan hati percaya dan mulut MENGAKU, kita diselamatkan” (10:10). Hasil dari tindakan iman perempuan nekad itu, ada kuasa yang ajaib keluar dari tubuh Yesus dan ia pun sembuh. BAHAN SHARING : Sharingkan gunung persoalan yang kita hadapi dan apakah yang harus kita lakukan berdasarkan artikel di atas. (Bandingkan tindakan kita dengan tindakan “nekad” perempuan dalam kisah yang ada)
GBI Ponorogo
“ IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG PERSOALAN ”

Sebagai pengikut Kristus yang juga menghadapi beragam gunung persoalan, kita perlu memiliki iman yang di definisikan sebagai dasar (bahan) dari semua hal yang diharapkan dan bukti dari yang belum terlihat. Ibrani 11:1. Iman tersebut bisa timbul dalam hati karena mendengar firman Allah seperti yang dikatakan kitab Roma 10:17.
Untuk mendapatkan iman, I Korintus 2:9 berkata “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah masuk ke dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia”. Ada jaminan untuk memperoleh iman dengan melihat apa yang belum kita lihat, dengar yang belum kita dengar, terima dalam hati apa yang belum pernah masuk ke dalam hati dan menimbulkan iman itu, asalkan kita MENGASIHI DIA.
Dalam kitab Markus 5:24-34 (Baca!) kita bisa belajar dari seorang wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun dan kehabisan harta karena pergi ke berbagai dokter dan tidak mengalami kesembuhan, bahkan sebaliknya kondisinya makin parah. Si wanita betul-betul menghadapi gunung persoalan.
Untuk menyingkirkan gunung persoalannya, beberapa hal ditempuh oleh wanita itu, yaitu
1.     Mendengarkan berita tentang Yesus (27a). Berita tentang Yesus itulah yang membuat wanita itu beriman.
2.     Melakukan tindakan iman (27b). Dengan tenaga yang tersisa, dengan resiko tumbang dijalan dan mengalami hinaan dan penolakan, dia mendekati Yesus dari belakang.
3.     Mendeklarasikan iman (28). “ Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh “, itulah yang dikatakannya. Bukankah Alkitab berkata “ Dengan hati percaya dan mulut MENGAKU, kita diselamatkan” (10:10).
Hasil dari tindakan iman perempuan nekad itu, ada kuasa yang ajaib keluar dari tubuh Yesus dan ia pun sembuh.

BAHAN SHARING :

Sharingkan gunung persoalan yang kita hadapi dan apakah yang harus kita lakukan berdasarkan artikel di atas. (Bandingkan tindakan kita dengan tindakan “nekad” perempuan dalam kisah yang ada)
" PERMINTAAN / DOA YANG DI JAWAB “ Matius 8:1- 4 Tidak sedikit orang yang mengaku dirinya kristen, bahkan yang mengikut Tuhan sudah bertahun-tahun, namun dalam hidup mereka tidak belum mengalami kuasa Tuhan sehingga kekristenan mereka biasa-biasa saja. Didalam injil Matius 8:1-4 ada kisah tentang seorang yang sakit kusta yang disembuhkan oleh Tuhan dengan cara yang sangat ajaib.Kalau kita ingin mengalami kuasa Tuhan seperti yang di alami oleh orang yang sudah di sembuhkan Tuhan itu, kita harus belajar beberapa hal, yaitu : 1. MENGHAMPIRI TUHAN DAN SUJUD MENYEMBAH Injil Matius 8:2a menceritakan bahwa orang yang sakit kusta ini adalah orang yang belum mengenal Tuhan, tapi dia mau datang dengan kesungguhan hati, bahkan sujud menyembah Tuhan. 2. MENYERAH KEPADA KEMAUAN TUHAN Orang kusta itu dengan segala kerendahan hatinya mengungkapkan isi hatinya sebagai tanda penyerahan kepada Tuhan dengan berkata, “ Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku ” (Matius 8:2b) Orang kusta itu mempercayakan kesembuhannya kepada kehendak Tuhan ( Kalau Tuhan mau), karena dia tau bahwa Yesus adalah pribadi yang maha kuasa. Tuhan sanggup dan bagi Dia tidak ada yang mustahil. 3. MENGUCAPKAN TERIMAKASIH KEPADA TUHAN DAN MEMBERI PERSEMBAHAN Kerendahan hati dan penyerahan yang secara total itu membuat Tuhan menyatakan kehendakNya dan menjawab permintaan orang kusta itu. Matius 8:3 berkata : Lalu Yesus mengulurkan tangannya, menjamah orang itu dan berkata “ Aku mau, jadilah engkau tahir”. Seketika itu juga tahirlah dari kustanya. Setelah mengalami kesembuhan dari Tuhan, orang kusta yang sembuh itu di perintahkan untuk memperlihatkan diri pada imam dan mempersembahkan persembahan seperti yang diperintahkan oleh Musa. Seringkali kita tidak menjadi seperti satu dari sepuluh orang kusta dalam kisah yang lain. Hanya satu yang tahu berterimakasih, yang sembilan kabur. Sejauh manakah rasa syukur kita pada Tuhan yang baik ? BAHAN SHARING : 1. Adakah masalah pelik yang kita hadapi dan perlu jamahan tangan Tuhan ? 2. Sharingkan kendala bagi terjawabnya doa kita berdasarkan artikel diatas dan berikan solusi
GBI Ponorogo
" PERMINTAAN / DOA YANG DI JAWAB “
Matius 8:1- 4

Tidak sedikit orang yang mengaku dirinya kristen, bahkan yang mengikut Tuhan sudah bertahun-tahun, namun dalam hidup mereka tidak belum mengalami kuasa Tuhan sehingga kekristenan mereka biasa-biasa saja.
Didalam injil Matius 8:1-4 ada kisah tentang seorang yang sakit kusta yang disembuhkan oleh Tuhan dengan cara yang sangat ajaib.Kalau kita ingin mengalami kuasa Tuhan seperti yang di alami oleh orang yang sudah di sembuhkan Tuhan itu, kita harus belajar beberapa hal, yaitu :

       1.    MENGHAMPIRI TUHAN DAN SUJUD MENYEMBAH
Injil Matius 8:2a menceritakan bahwa orang yang sakit kusta ini adalah orang yang belum mengenal Tuhan, tapi dia mau datang dengan kesungguhan hati, bahkan sujud menyembah Tuhan.

       2.    MENYERAH KEPADA KEMAUAN TUHAN
Orang kusta itu dengan segala kerendahan hatinya mengungkapkan isi hatinya sebagai tanda penyerahan kepada Tuhan dengan berkata, “ Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku ” (Matius 8:2b) Orang kusta itu mempercayakan kesembuhannya kepada kehendak Tuhan ( Kalau Tuhan mau), karena dia tau bahwa Yesus adalah pribadi yang maha kuasa. Tuhan sanggup dan bagi Dia tidak ada yang mustahil.

       3.    MENGUCAPKAN TERIMAKASIH KEPADA TUHAN DAN MEMBERI PERSEMBAHAN
Kerendahan hati dan penyerahan yang secara total itu membuat Tuhan menyatakan kehendakNya dan menjawab permintaan orang kusta itu. Matius 8:3 berkata : Lalu Yesus mengulurkan tangannya, menjamah orang itu dan berkata “ Aku mau, jadilah engkau tahir”. Seketika itu juga tahirlah dari kustanya.
Setelah mengalami kesembuhan dari Tuhan, orang kusta yang sembuh itu di perintahkan untuk memperlihatkan diri pada imam dan mempersembahkan persembahan seperti yang diperintahkan oleh Musa. Seringkali kita tidak menjadi seperti satu dari sepuluh orang kusta dalam kisah yang lain. Hanya satu yang tahu berterimakasih, yang sembilan kabur. Sejauh manakah rasa syukur kita pada Tuhan yang baik ?


BAHAN SHARING :

 1.    Adakah masalah pelik yang kita hadapi dan perlu jamahan tangan Tuhan ?

 2.    Sharingkan kendala bagi terjawabnya doa kita berdasarkan artikel diatas dan berikan solusi
GBI Ponorogo
"KETAJAMAN INGATAN dan PEMAHAMAN FIRMAN,
KUNCI SUKSES."

Kecenderungan manusia untuk mudah lupa, secara umum bisa dibantu dengan tanda seperti gelang warna merah di pergelangan tangan untuk mengingat bahwa darah Yesus yang mahal telah menyelamatkan umat manusia yang percaya; cincin dengan gambar hati di jari manis untuk mengingatkan pernikahan harus dipertahankan dengan kasih,dan lain lain. Namun kenyataan yang ada, tanda - tanda itu tidaklah cukup.Mazmur 106 : 1 - 48 menjelaskan bahwa ada hal- hal yang menghambat kesuksesan dalam hidup,yaitu:
1. Hawa nafsu. Terbelahnya laut Teberau oleh Musa dengan pertolongan Tuhan membuat orang Israel percaya kepada Firman Nya, dan merekapun menaikkan puji-pujian kepada-Nya. Namun, segera mereka melupakan perbuatan - perbuatan-Nya, karena hawa nafsu mereka. Ketidak berdayaan dan kelemahan  manusia hanya bisa dilawan dengan penyerahan pada tuntunan Roh Kudus dan karya-Nya. Galatia 5: 16 -18 dan 24 - 25 berkata," ( 16 )Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.( 17 ) Sebab keinginan daging   berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging , karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. ( 18 )Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh,  maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.( 24 ) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging   dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.( 25 ) Jikalau kita hidup oleh Roh,   baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh "                       
2. Pergaulan dengan orang-orang diluar Kristus dan mengikuti cara- cara mereka. (35) 1 Korintus 15 : 33 - 34 berkata," (33) Janganlah kamu sesat,  Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan  yang baik. (3) Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.  "
Kalau cara mereka membuat kita berdosa, maka cara Allahlah yang harus kita ikuti. Dalam kisah yang tercatat dalam Markus 8 :14 - 21,maksud Yesus tentang bahaya ragi orang Farisi dan Herodes disalah artikan oleh murid murid- Nya yang mengira bahwa Yesus bicara tentang roti secara lahiriah, dan justru hal itulah yang menunjukkan kekuatiran akan  kebutuhan jasmani mereka. Akibatnya, Yesus menegur mereka dengan mengatakan bahwa mereka belum mengerti prinsip - prinsip terjadinya mukzijat  dan lupa       kemahakuasaan- Nya menjadikan 5 roti dan 2 ekor ikan untuk memberi makan 5.000 orang laki-laki dan 7 roti untuk 4.000 orang dengan sisa 12 bakul dan 7 bakul.                       
Untuk memahami prinsip-prinsip terjadinya mukzijat,kita perlu memperhatikan 4 hal,yaitu :
1. Memiliki pikiran yang positip akkitabiah. Kita tidak boleh meniru Filipus yang mengandalkan logikanya dan Andreas yang meremehkan hal kecil.Amsal Solaiman 23 : 7a  berkata," Sebagaimana orang berpikir dalam hatinya, demikianlah dia.” ( NKJV )
2. Menyerahkan diri dan apa yang kita punya kepada Yesus Tuhan.Roma 6 : 13 berkata," Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. ’
3. Merendahkan diri dibawah otoritas dan siap bekerja dalam kelompok. Murid-murid taat pada perintah Tuhan dan kerja dalam kelompok- kelompok. Penundukan diri terhadap otoritas adalah tanda kerendahan hati,bukan kecongkaan. 1 Petrus 5 : 5 befkata," Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah  kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. "
Mengingat sulitnya kerjasama,kita perlu memahami hal-hal yang tertuang dalam Filipi  2 :1 -11( baca!)
4. Memberikan apa yang kita punya pada orang lain. Mukjizat terjadi pada saat murid- murid membagikan roti dan ikan kepada anggota kelompok.Itulah sebabnya Lukas 6:38 berkata," Berilah  dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. " Hal – hal  yang perlu diperhatikan dalam kisah spektakuler ini adalah Matematika Yesus Tuhan adalah 5 + 2 bukan 7 tetapi lebih dari 5.000 ,dan berkat yang diterima pelayan lebih besar dari yang dilayani,  berkat bakul lebih besar dari berkat potongan kecil roti dan ikan.Bila  ingin berkat lebih banyak, jadilah orang yang melayani orang lain.
                      
 Bahan Sharing :
1.   Bagikan pengalaman tentang besarnya  kasih Yesus kepada   
kita.

2.   Bagikan pengalaman dalam mengatasi lemahnya   kedagingan kita dan  pengaruh pergaulan  jahat yang     mengikis ingatan tentang kasih-Nya dan prinsip –prinsip untuk meraih Mukzijat  (4M )