GBI Ponorogo
KETULENan seorang Kristen yang berarti pengikut Kristus harus dibuktikan minimal dengan 3 hal berikut : 1. KOMITMEN UNTUK MEMBAYAR HARGA Komitmen adalah janji yang harus dipegang teguh dan dilakukan. Untuk itu Yesus Tuhan berkata seorang murid Kristus baru layak disebut murid-Nya kalau mau menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Dia (Matius 16:24). Penyangkalan diri bisa dilihat pada saat seorang Kristen membaca memahami dan melakukan firman-Nya, bukan melakukan semua hal sekehendak hatinya sendiri. Oleh sebab itu milikilah gaya hidup sebagai orang Kristen yang kesukaannya membaca, merenungkan firman Tuhan siang dan malam dan melakukan perintah-Nya. Pikul salib adalah siap menderita untuk Kristus. Setiap orang yang mengikut Kristus harus rela menderita seperti Kristus, bukan karena kesalahannya sendiri (I Petrus 2:20-21 BACA !). Mengikut Kristus berarti tiap langkahnya di tuntun oleh Roh Kudus dan yang dilakukan tidak bertentangan dengan firman Tuhan. 2. PRIORITAS DALAM KEHIDUPAN-NYA Prioritas (hal yang diutamakan) seorang Kristen adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenaran / hukum-hukum-Nya lebih dahulu, baru berkat-berkat yang dibutuhkan diterimanya. Matius 6:33 dengan jelas berkata Carilah dahulu kerajaan Allah serta kebenarannya, maka semua hal itu akan ditambahkannya. Kerajaan Allah berbicara tentang kebenaran, damai dan sukacita dalam Roh Kudus (Roma 14:17). Kebenaran berbicara tentang Yesus sendiri (Yohanes 14:6) dan kebenaran / hukum-hukum berbicara tentang hukum membayar persepuluhan, berdoa pribadi dan korporat, kerja keras, sosial dan melayani. Agar memperoleh berkat-berkat yang tersedia kita perlu memiliki hubungan intim dengan Roh Kudus dan sesama agar ada damai dan sukacita, dan melaksanakan hukum-hukum-Nya. 3. MENJADI GARAM DAN TERANG Untuk menjadi garam dan terang, kita harus menunjukkan sifat-sifat seperti garam yang mengawetkan, menyedapkan dan seperti terang yang menyingkirkan kegelapan dan menunjukkan arah agar mengerti jalan berkat sampai masuk surga. Marilah kita mengevaluasi diri apakah perbuatan-perbuatan baik kita telah dilihat orang dan mereka memuliakan Allah (Matius 5:16) Bila ketiga hal diatas kita lakukan berkat dalam semua kelimpahan akan kita terima (Yohanes 10:10, II Timotius 4:18 BACA !) BAHAN SHARING : Bagikan pengalaman yang kita lihat dan alami dalam hal komitmen membayar harga, mengambil prioritas dan menjadi garam dan terang
GBI Ponorogo
Kehidupan yang makin sulit di zaman sekarang ini membuat orang menjadi goyah dan terpuruk. Namun tentunya, kita pasti merindukan untuk menjadi kuat, kokoh tak tergoyahkan dihantam berbagai badai yang melanda kehidupan ini. Untuk menjadi kokoh kita bisa belajar dari kisah kejadian yang terjadi dalam kebangkitan Lazarus dalam Yohanes 1:1-41. Tercatat dalam kisah itu lemahnya orang-orang di sekeliling Yesus tokoh yang membangkitkan Lazarus. Ada yang takut, putus asa, seperti Tomas, membatasi kuasa Tuhan, dan berjalan hanya dengan rasionya dan memberi kesan angkuh seperti Marta. Namun,kita melihat seorang yang kokoh seperti Maria yang bisa kita teladani. Untuk menjadi kokoh dalam menjalani kehidupan ini diperlukan paling tidak 3 hal ( 3 M ). 1. MENERIMA YESUS SEBAGAI TUHAN ( M1 ) Pada waktu murid-murid ketakutan, Yesus berkata bahwa yang melihat terang dan terang ada dalam dirinya tak perlu kuatir. (Yohanes 11:19-20 - BACA !). Secara tegas dalam Yohanes 8:12, Dia berkata : “ Akulah terang dunia ”. Sudahkah terang itu ada dalam diri kita ? Kekuatan akan diberikan bagi yang percaya kepada-Nya seperti yang tertulis dalam Filipi 4:13, “ Semua hal dapat aku lakukan ( bukan hanya menanggung) dalam Kristus yang memberikan kekuatan kepadaku. Dialah sumber kekuatan yang dapat kita andalkan. 2. MEMPERCAYAI DIA DAN FIRMAN-NYA ( M2 ) Yesus berkata siapa yang percaya akan melihat kemuliaan Allah (Yohanes 11:40 - BACA). Pernyataan ini jangan dibalik, melihat dulu baru percaya. Yang namanya iman adalah percaya pada firman-Nya dulu baru akan melihat kemuliaan Allah. Bagaimana iman sebagai bahan / dasar yang diharapkan dan bukti dari yang belum terlihat itu timbul dalam hati adalah pada saat kita mendengar firman-Nya (Ibrani 11:1 dan Roma 10:17). Pada saat punya persoalan, jangan lari kepada yang lain dahulu tetapi tanyalah kepada Roh Kudus yang akan terus memimpin dan memberi kekuatan pada kita. 3. MELAKUKAN FIRMAN-NYA ( M3 ) Tokoh yang mengagumkan dalam meresponi perkataan Yesus adalah Maria. Dia segera pergi pada waktu dipanggil Tuhan Yesus dan melakukan hal-hal yang terpuji. Dia tersungkur menyembah dengan linangan air mata (Yohanes 11:29,32,33). Dia gunakan rambut sebagai mahkota (barang berharga) untuk menyeka kaki Yesus (Yohanes 11:2) dan korbankan hartanya berupa minyak yang mahal sekali pakai. Apa yang dilakukan oleh Maria keluar dari hati yang paling dalam, bukan dari akalnya. Hasilnya, Yesus Tuhan “terenyuh” menangis dan bertindak membangkitkan Lazarus yang sudah membusuk. Bila ke tiga hal diatas di lakukan ada jaminan bagi kita untuk kokoh dalam menjalani kehidupan yang sarat dengan persoalan ini. Jadilah kokoh dalam Dia dan lakukan hal-hal yang besar. BAHAN SHARING : Untuk menjadi kokoh dalam menjalani kehidupan ini, apakah yang harus kita lakukan seperti yang Maria lakukan dalam menghadapi persoalan kecil atau besar ?
GBI Ponorogo
Sebagai orang percaya yang telah menerima keselamatan karena anugrah harus menyadari bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil pekerjaan kita sehingga kita tidak diperbolehkan untuk menyombongkan diri. Selanjautnya dengan pemberian Allah itu, kita justru harus mengerjakan keselamatan dengan rasa takut dan gentar. Kita bukan berbuat amal supaya selamat, tetapi menanggapi keselamatan itu dengan melakukan pekerjaan baik yang Tuhan inginkan (Baca Efesus 2:8-9) Sebelum diselamatkan, karena dosa Adam dan Hawa, berbagai kutuk dialami oleh semua keturunan mereka berupa sakit bersalin, tanah yang terkutuk dan kesulitan dalam mencari rezeki. (Kejadian 3:16-19). Namun sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan, kutuk berubah menjadi berkat seperti yang tertulis dalam Galatia 3:13. Tidak ada lagi kutuk bagi orang yang percaya tetapi berkat Abraham dan dengan iman kita menerima Roh kudus penolong yang dijanjikan-Nya. Setelah menerima keselamatan, dalam mengerjakan keselamatan itu, ada hal-hal yang sangat perlu diperhatikan sesuai nasihat Paulus dalam Filipi 2:12-18 : 1. Kesatuan Harus Dijaga. Segala pertentangan antar anggota jemaat yang nampak seperti pertentangan antara Euodia dan Sinthike dalam Filipi 4:2 sering terjadi dalam gereja dan harus diatasi dengan baik. 2. Dalam Mengerjakan Keselamatan ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: a. Keselamatan harus tetap dikerjakan dengan rasa takut dan gentar dalam pengertian :  Kita harus terus melakukan hal-hal yang Tuhan tetapkan dan perintahkan. ( hindari paham John Calvin yang menyatakan sekali selamat tetap selamat ).  Lakukan kehendak Allah bukan dengan kekuatan sendiri tetapi kekuatan Roh Kudus. Perhatikan terjemahan dalam New King Jams Version, dari Filipi 2:13 “ karena Allahlah ( Roh Kuduslah ) yang mengerjakan minat / hasrat / kehendak, maupun kemampuan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Dia. Mintalah senantiasa kemauan dan kemampuan ilahi dalam menjalani kehidupan yang makin sukar ini. b. Hindari dan tentang persungutan, perbantahan, keaiban, kecelaan dan hiduplah kudus sehingga bisa bercahaya seperti bintang-bintang didunia diantara mereka. Sebagai tambahan, untuk mendapatkan keselamatan dalam Kristus, kita perlu memiliki sikap seperti yang diunkapkan dalam 2 Timotius 2 : 1-10 = - Seorang Prajurit, Yang berjuang tanpa memusingkan diri dengan persoalan pribadinya. - Seorang Olah ragawan yang bertanding mengikuti peraturan yang ada - Seorang petani yang bekerja keras. BAHAN SHARING : Berdasarkan artikel diatas, kesulitan-kesulitan apakah yang kita hadapi dalam mengerjakan keselamatan kita?
GBI Ponorogo
Fakta yang mengaggumkan tentang pertumbuhan yang pesat terjadi dalam diri burung rajawali. Pada waktu menetas beratnya 3 ons, setelah 2 minggu 1 kg, tiap hari bertambah 4 ons, 4 minggu butuh 2 pons makanan, dan usia 11 minggu bisa terbang. Demikian pula pertumbuhan yang pesat terjadi dalam diri Yesus. Dia bertumbuh secara lahiriah, penuh hikmat dan anugrah, Roh-Nya kuat dan dikasihi Allah dan manusia. Apakah rahasia pertumbuhan yang mengagumkan ini ? Dari Lukas 2:41-53, kita menyimpulkan ada 3 hal yang perlu dipelajari dipahami dan dilakukan : 1. MEMPELAJARI FIRMAN Pada waktu orang tua menjumpai-Nya di bait Allah, Dia sedang bertanya jawab dengan para alim ulama yang tentunya jauh lebih tua. Waktu itu Dia berusia 12 tahun. Bisa disimpulkan sejak dini, Yesus mencintai firman dan belajar dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menjawab dengan cerdas pertanyaan-pertanyaan yang ada. Usia berapakah kita sekarang ? Apakah kita sudah mempelajari alkitab di mulai dari dasar-dasar iman (Ibrani 6:1) dan apakah kita belajar dengan bertanya jawab dengan orang-orang lain yang mengerti firman Allah ? 2. TINGGAL DI BAIT ALLAH Untuk bisa mengerti apa yang dilakukan Yesus dengan tinggal di bait Allah, kita bisa mempelajari apa yang dilakukan orang-orang pada zaman rasul yang mula-mula dalam Kisah Rasul 2:42-47. Mereka bertekun (terus menerus melakukan suatu pekerjaan) dalam pengajaran Rasul-rasul (firman), bersekutu, berdoa, memecahkan roti (makan perjamuan kudus) dan mempraktekkan firman dalam pelayanan dengan disertai mukjizat dan pelayanan sosial yang dahsyat. Kita perlu meneladani mereka yang tidak lagi terikat dengan kekikiran ( semua milik bersama dan kepedulian sosial mereka terhadap orang yang berkekurangan sangat tinggi ), dan pelayanan mereka penuh kuasa. HIDUP DALAM ASUHAN ORANG TUA-NYA Sekembali dari Yerusalem ke Nazaret, Yesus hidup dalam asuhan Yusuf dan Maria. Dalam terjemahan BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini), kemudian Yesus pulang bersama mereka ke Nazaret, dan taat kepada mereka ( Lukas 2 : 51a ). Bagaimana dengan orang-orang dewasa ? Tuhan sudah menaruh otoritas dalam hidup kita yang harus dihormati betul-betul. Pertanyaan perwira Kapernaum dalam Lukas 7:8 perlu kita pahami : “ Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan dibawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu : Pergi ! maka ia pergi, dan kepada seorang lagi datang !, maka ia datang, atau pun kepada hambaku : Kerjakan ini !, maka ia mengerjakannya.” Ketaatan pada atasan akan membawa kita pada kemampuan untuk taat pada Tuhan. BAHAN SHARING : Usaha apakah yang perlu kita lakukan untuk menerapkan 3 prinsip pertumbuhan pesat seperti yang Yesus lakukan ?
GBI Ponorogo
A. ARTI KATA MERDEKA Merdeka = Bebas. Bebas dari tekanan, tindasan, perbudakan, penjajahan,tidak terikat / tergantung pada suatu yang lain. Yohanes 8:36 berkata “ Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka. “ Benar-benar merdeka “ memiliki pengertian : dibebaskan dari belenggu dosa dan mengalami kehidupan baru. B. CIRI-CIRI ORANG YANG DIMERDEKAKAN Berdasarkan I Yohanes 3:11-18 ada beberapa hal yang perlu kita pelajari / cirri-ciri orang yang dimerdekakan adalah sebagai berikut: 1. Saling mengasihi. -> ayat 11 Mengasihi sesama adalah bagian dari melakukan hukum Allah. Anak-anak Tuhan dituntut untuk mengasihi semua orang termasuk orang-orang yang memusuhi kita. Matius 5:44 berkata : Aku berkata kepadamu “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” 2. Tidak melakukan yang jahat. -> ayat 12 Karena iri hati/ sakit hati terjadilah pembunuhan seperti yang dilakukan Kain terhadap adiknya Habel. 3. Tidak serupa dengan dunia. -> ayat 13 Kita sudah dipilih Allah untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Menyelaraskan pikiran kita dengan Allah yaitu membenci yang jahat dan mengasihi yang benar. 4. Dibebaskan dari maut. -> ayat 14 “ Kita tahu, bahwa kita sudah bepindah dari dalam maut kedalam hidup ”. 5. Hidup dalam pengampunan. -> ayat 15 Kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita, karena Tuhan juga sudah mengampuni kesalahan/dosa- dosa kita. Kolose 3:13. 6. Rela berkorban. -> ayat 16-17 Suka menolong orang yang memerlukan bantuan, baik materiil maupun moril 7. Hidup dalam kebenaran dan dipimpin oleh Roh Kudus. -> ayat 18. “ Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah “ C. BAHAN SHARING Dari artikel diatas poin manakah yang menunjukkan bahwa ternyata anda belum mengalami kemerdekaan didalam Kristus?
GBI Ponorogo
A. Bangsa kita saat ini sedang mengalami bencana nasional. Banjir melanda diberbagai daerah, terjadi gempa bumi dimana-mana, gunung meletus, tsunami, banjir bandang, angin topan, dan lain sebagainya. Bencana alam yang melanda bangsa kita saat ini, itu merupakan, tanda – tanda kedatangan Tuhan yang sudah digenapi. Matius 24:3-14, 37-44. B. Berdasarkan 1 Petrus 4:7-11, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang percaya menjelang kedatangan Tuhan. 1. MENGUASAI DIRI DAN TETAP TENANG (ayat 7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat, Kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa 2. BERDOA DENGAN TEKUN. Didalam doa ada kuasa dan mukjizat Tuhan. Matius 7:7 berkata; “ mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu dibukakan. 3. SALING MENGASIHI (ayat 8) Ditengah kesulitan, manusia condong egois. Tuhan menghendaki kita saling mengasihi dengan kasih yang tulus ikhlas, dan dengan segenap hati ( 1 Petrus 1: 22 ) 4. Memberikan tumpangan dan bersikap ramah terhadap mereka yang membutuhkan pertolongan (ayat 9) 5. Melayani sesama sesuai dengan karunia dan kekuatan yang diberikan Tuhan (ayat 10) C. BAHAN SHARING : 1. Sejauh manakah persiapan Anda untuk menyongsong kedatangan Tuhan ? 2. Pelayanan apakah yang Anda lakukan saat ini ? Sharingkan !
GBI Ponorogo
Ketiga kitab injil yang pertama, yaitu Matius, Markus, dan Lukas, saling menyerupai dalam banyak hal. Tetapi kitab Injil yang ke empat, yaitu Yohanes, lain sekali sifatnya. Jika ketiga kitab Injil yang pertama melaporkan peristiwa-peristiwa, maka kitab Injil Yohanes sering memberikan pula latar belakang, arti , dan kaitan dari peristiwa-peristiwa itu. Sifat inipun tampak dalam kesaksian Yohanes tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Kitab Injil Yohaneslah yang paling utuh menceritakan latar belakang, arti dan kaitan peristiwa kebangkitan Yesus. Pemberitahuan Yesus tentang penderitaan dan kebangkitanNya dicatat oleh semua kitab Injil. Tetapi kitab Injil Yohanes mencatat pula makna bahwa penderitaan dan kebangkitan itu akan menjadi suatu tindakan terpadu dari Allah untuk meninggikan dan mempermuliakan Yesus ( lihat Yohanes 12: 20-36 dan 17 : 1-26 ). Kemudian Yohanes pun memberi penjelasan tentang apa tujuan segala kesaksiannya. Katanya, “ supaya kamu percaya bahwa Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu menperolah hidup dalam namaNya ( Yohanes 20:31 ). Kata hidup dalam kalimat tadi bukan muncul dengan tiba-tiba. Kata hidup adalah salah satu kata kunci kitab Injil Yohanes. Sudah dalam pasalnya yang pertama, Yohanes menampilkan peranan kata hidup : Yesus adalah hidup yang sejati dan melalui perjumpaan dengan Dia, manusia beroleh hidup itu. Lalu disepanjang kitab Injilnya ia mengemukakan paham tentang hidup Seperti garis tidak terputus. Kalau kitab Injil Yohanes kit abaca seluruhnya, akan tampaklah betapa banyak kata hidup digunakan di dalamnya. Yang sangat menonjol adalah kata-kata Yesus, “ akulah kebangkitan dan hidup….” dan “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup…..” Dan kitab Injil ini mencatat ucapan Yesus mencatat ucapan Yesus. “ Aku hidup dan kamu pun akan hidup “, maka Ia mengkaitkannya dengan apa yang terjadi pada peristiwa Paskah ( bandingkan pasal 14:15-20 dengan pasal 20:19-23 ). Hidup yang di dalamnya manusia beroleh bagian itu, menurut kitab Injil ini, bukanlah perkara masa depan, melainkan sejak sekarang ini sudah menjadi kenyataan. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena Yesus dibangkitkan dan hidup. Kebangkitan Yesus adalah dasar yang menjadikan kita percaya bahwa hidup sejati dalam kristus sudah bisa diperoleh. Dengan kebangkitanNya, ucapan Yesus bahwa Ia adalah jalan, kebenaran dan hidup, menjadi sah dan berlaku. Disinilah letak kedalaman makna Paskah menurut kitab Injil Yohanes. Dengan kebangkitanNya, Yesus ditinggikan dan dipermuliakan Allah untuk menunjukkan diri sebagai “ Hidup”. Kebangkitan menjadikan Yesus bukan hanya hidup, melainkan juga menjadikan Dia berwenang untuk memberi hidup. BAHAN SHARING: 1. Berkat apakah yang kita peroleh dari kesaksian bapak Yoshua Muhammad Yasin ? 2. Doa sama-sama aja deh !!!!
GBI Ponorogo
Dengan kemajuan tehnologi yang pesat, kita bersyukur bahwa perubahan terjadi di mana-mana : suhu yang tinggi menjadi rendah sehingga ruangan menjadi sejuk dengan adanya a.c ; pengiriman surat yang makan waktu berhari-hari menjadi sangat cepat melalui e-mail dengan adanya alat yang namanya computer dan lain-lain. Demikian pula, Alkitab mencatat perubahan terjadi pada saat ada orang-orang yang siap menjadi alat Tuhan. Seorang anak kecil yang merelakan bekalnya berupa 5 ketul roti dan 2 ekor ikan untuk diserahkan pada Tuhan Yesus sehingga krisis pangan di ubah menjadi kelimpahan. Pada krisis minuman anggur pada pesta perkawinan di Kana, para pelayan menjadi alat perubahan untuk menjadikan air dalam tempayan menjadi anggur. Kalau kita melihat kehidupan Maria, kita bisa belajar sikap-sikapnya yang baik dan memperkenankan Tuhan, sehingga dia di pakai menjadi alat perubahan yang dahsyat. Paling tidak ada 4 hal yang kita perlu teladani dari Maria : 1. TEGAR TINGGAL DALAM LINGKUNGAN ORANG-ORANG YANG SUKAR Dalam Yohanes 11:1-41 kita bisa mempelajari sifat-sifat orang di sekitarnya : Ketakutan traumatis yang dimiliki murid-murid Yesus, keputusasaan yang dimiliki Tomas, sikap membatasi kuasa Allah yang dimiliki murid-murid Yesus, komentar-komentar negatif orang-orang Yahudi sebagai pengamat, dan sikap Marta, adiknya yang menggunakan rasionya, sok tahu dan suka mencela. 2. TENANG DALAM MENGHADAPI KRITIK Pada waktu menerima Yesus di rumahnya, di kampung Betania, Marta mencela-Nya dengan mengatakan “ Guru Engkau membiarkan aku melayani seorang diri. Suruhlah dia membantu aku ” (Lukas 10:7). Pada waktu dia mempersembahkan minyak wangi untuk Yesus Tuhannya, Yudas mencela dia dengan mengatakan bahwa yang dilakukan adalah pemborosan (Yohanes 12:3-6). Padahal, Yudas menunjukkan kemunafikannya. Sebagai bendahara, sesungguhnya dia tidak peduli pada orang-orang miskin tetapi dia suka mencuri uang dari kas yang di pegangnya. 3. RENDAH HATI Berbeda dengan Maria, waktu memberi pernyataan yang sama bahwa saudaranya tidak akan mati kalau Yesus ada waktu itu, dia tersungkur menyembah dan menangis, tangisannya berdampak luar biasa karena membuat Yesus masgul dan melelehkan air mata juga. Dalam kisah yang lain, dia menciumi kaki Yesus, menuangkan minyak yang mahal ke kakiNya dan membersihkan-Nya dengan rambut sebagai mahkota wanita. 4. RELA BERKORBAN Minyak yang ditaksir harganya 300 dinar (1 dinar upah sehari kerja), sekitar Rp. 30.000.000,- pada masa kini di Indonesia, di tuangkan ke kaki Sang Guru. Masihkah kita hitung-hitungan dengan keuangan kita dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya ? BAHAN SHARING : 1. Bandingkan sikap Maria dan Marta dalam kisah kebangkitan Lazarus. 2. Berkaca pada kerendahan hati Maria dan kesukaannya berkorban, apakah yang bisa kita lakukan agar di pakai oleh Tuhan sebagai alat perubahan ?
GBI Ponorogo
Kisah perumpamaan anak yang hilang yang tercatat dalam Firman Tuhan ini, memberikan pengertian kepada kita bahwa jika orang mundur dari iman dan hidup dalam kubangan dosa itu merupakan pemisahan dari kasih, persekutuan, bahkan kekuasaan Allah. Hal ini mengakibatkan orang tersebut mengalami keadaan yang terpuruk. Kekecewaan, kesedihan, bahkan keadaan yang memalukan. Namun Bapa kita di Surga akan tetap mengasihi kepada anak-anakNya yang dengan tulus hati mau dating kembali kepada-nYa. berdasarkan Injil Lukas 15:11-24 memberikan pengertian-pengertian sebagai berikut: 1. Yesus Allah yang memberi ayat 12-> saat si bungsu minta bagian harta yang menjadi haknya, Bapa memberikannya. Harta rohani = Damai sejahtera, kebenaran, sukacita. 2. Yesus menerima kita apa adanya ayat 13-17-> Anak bungsu tersebut menjual hartanya, pergi kenegri yang jauh hidup berfoya-foya dan pada akhirnya hidup melarat dan kelaparan. Dari kisah tersebut, merupakan gambaran dari orang-orang yang hidupnya dipenuhi hawa nafsu kedagingan, tidak ada kepuasan, menyukai hal-hal yang kotor/najis, hidup dalam lingkaran setan pasti tidak akan mengalami damai sejahtera, sukacita, dan kebenaran Firman Tuhan. Namun saat dia bertobat, kembali datang kepada Bapa, Bapa mengasihi dia, merangkulnya, dan menciuminya. ayat 20. 3. Yesus memperlengkapi. ayat 22 Bapa tidak hanya menerima anak itu apa adanya, tetapi Bapa memperlengkapinya dengan memberikan pakaian/jubah yang baru, mengenakan cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. BAHAN SHARING: 1. Berdasarkan artikel di atas berkat apakah yang saudara dapat? bagikan!.