GBI Ponorogo
Ada banyak orang didalam dunia ini yang mengagumi Yesus ,tetapi tidak mampu menjadi seperti Yesus. Van Gough, pelukis terkenal tingkat dunia, adalah salah satu contoh orang yang ingin menjadi seperti Yesus. Karena frustrasi, dia memotong telinganya  dan bunuh diri menembak perutnya sendiri.
Filipi 4:13 berkata semua hal dapat aku lakukan, bukan hanya nenanggung, di dalam Yesus yang memberikan kekuatan kepadaku. Kekuatan di dalam Yesus adalah kunci untuk tetap kuat didalam menghadapi rumitnya persoalan dalam dunia ini.
Lebih jelasnya lagi, pada saat kita mempelajari pergumulan Yesus di taman Getsemani yang tertulis dalam Matius 26:36-46 dan Lukas 22:39-46, kita bisa mempelajari bahwa untuk mendapatkan kekuatan, ada 3 hal yang perlu kita perhatikan dan lakukan  yaitu :
1.Memiliki sahabat- sahabat kepada siapa kita bisa saling menasihati dan mencurahkan isi hati. ( Matius 26-38 )
Sebelum menghadapi salib,  Yesus mengajak murid-murid- Nya, tiga di antara mereka adalah Petrus,  Yakobus dan Yohanes, dan menyatakan kepedihan hati yang dalam kepada mereka. Kemudian Dia menasihati mereka semua untuk berjaga-jaga dan berdoa supaya tidak jatuh dalam pencobaan.
Betapa pentingnya komunitas, kitab Ibrani 10:25 sudah menjelaskan agar dalam komunitas kita harus sering melakukan pertemuan dan saling menasihati menjelang kedatangan Kristus kembali.
Penyelidikan Dr.Sang Lee dari Weimen Institute  California terhadap tikus-tikus membuat kita lebih yakin pentingnya berkomunitas. Anak~anak tikus yang dipisahkan dari induk mereka tumbuh kecil , lambat dan mati muda, hanya bertahan 600 hari. Yang hidup dengan induk mereka bisa mencapai 700 hari dan yang sering di usap-usap oleh pemilik mereka bertahan sampai 950 hari. Pada saat dijilati oleh induk mereka, keluarlah hormon pertumbuhan dalam tubuh mereka. Demikian pula, dalam kehidupan manusia, bayi-bayi yang kekurangan kehangatan dan kasih sayang dari orang tua mereka akan mengalami gangguan emosi dan tumbuh kerdil.
Perlu dipelajari dan disadari apakah dalam berkomunitas ada kasih atau sebaliknya, tanpa saling menuding dan menghakimi. Mari kita lupakan masa lalu, belajar bergaul dengan lebih berhati hati dalam perkataan dan perbuatan. Saling menerima, saling memuji secara tulus dan mengampuni seperti Kristus sudah mengampuni kita, adalah beberapa kunci yang harus dipegang. Bila terjadi konflik, juru damai yang bijak perlu dihadirkan  ( 1 Korintus 6 :1-11 baca! ) , bukan saling melaporkan sehingga persoalan akan makin ricuh dan membuat luka dan perpecahan. Mari bersahabat!

2. Menaikkan doa dengan sungguh~sungguh. (Lukas 22: 44 ).
Yesus dengan sungguh sungguh berdoa sampai keringat Nya menetes bercampur darah. Kesungguhan dan keyakinan akan dahsyatnya doa perlu kita miliki. Musa berdoa bersungguh sungguh dengan menaikkan kedua belah tangannya sambil ditopang oleh Harun dan Hur sampai matahari terbenam. Hizkia memalingkan wajahnya ke tembok dan berdoa , dan Elia berdoa dengan bersungguh sungguh sehingga hujan tidak turun selama 3,5 tahun dan kemudian turun membasahi bumi .
3. Memohon kehendak Tuhan yang terjadi secara kokoh.
Lepas dari kehendak Tuhan lewat Firman dan Roh- Nya, kita berada diluar jalur dan tidak kuat  dalam menghadapi  kemelut kehidupan ini. Penyebabnya sudah diungkapkan oleh  Yesus Tuhan bahwa roh penurut dan daging lemah. Kelemahan daging yang ditunjukkan oleh kecenderungan mengikuti pikiran,perasan dan kemauan sendiri harus kita atasi  dengan berbagai cara, diantaranya memperkuat roh kita dengan Firman   Tuhan ( 2 kor. 4:13 berkata “ Namun karena kami memiliki roh iman  yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata ", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata ) , berbahasa Roh  ( 1 Korintus  14 : 14 berkata “  Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa ), 1 Korintus 14:4 berkata “Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri , tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat “ ), dan menundukkan pikiran kita dibawah kaki Kristus ( 2 kor 10 : 4-5 berkata “  karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.  Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.  Kami menawan segala pikiran  dan menaklukkannya kepada Kristus “ ).
Bahan Sharing :
1. Bagikan pengalaman kita dalam mencari sahabat dan  
    memiliki keakraban.
2. Bagikan pengalaman dalam berdoa dengan serius dan
    memperoleh hasilnya.

3. Bagikan pengalaman dalam menaklukkan pikiran pada Kristus.
0 Responses

Posting Komentar