GBI Ponorogo
Kisah perumpamaan anak yang hilang yang tercatat dalam Firman Tuhan ini, memberikan pengertian kepada kita bahwa jika orang mundur dari iman dan hidup dalam kubangan dosa itu merupakan pemisahan dari kasih, persekutuan, bahkan kekuasaan Allah. Hal ini mengakibatkan orang tersebut mengalami keadaan yang terpuruk. Kekecewaan, kesedihan, bahkan keadaan yang memalukan. Namun Bapa kita di Surga akan tetap mengasihi kepada anak-anakNya yang dengan tulus hati mau dating kembali kepada-nYa. berdasarkan Injil Lukas 15:11-24 memberikan pengertian-pengertian sebagai berikut: 1. Yesus Allah yang memberi ayat 12-> saat si bungsu minta bagian harta yang menjadi haknya, Bapa memberikannya. Harta rohani = Damai sejahtera, kebenaran, sukacita. 2. Yesus menerima kita apa adanya ayat 13-17-> Anak bungsu tersebut menjual hartanya, pergi kenegri yang jauh hidup berfoya-foya dan pada akhirnya hidup melarat dan kelaparan. Dari kisah tersebut, merupakan gambaran dari orang-orang yang hidupnya dipenuhi hawa nafsu kedagingan, tidak ada kepuasan, menyukai hal-hal yang kotor/najis, hidup dalam lingkaran setan pasti tidak akan mengalami damai sejahtera, sukacita, dan kebenaran Firman Tuhan. Namun saat dia bertobat, kembali datang kepada Bapa, Bapa mengasihi dia, merangkulnya, dan menciuminya. ayat 20. 3. Yesus memperlengkapi. ayat 22 Bapa tidak hanya menerima anak itu apa adanya, tetapi Bapa memperlengkapinya dengan memberikan pakaian/jubah yang baru, mengenakan cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. BAHAN SHARING: 1. Berdasarkan artikel di atas berkat apakah yang saudara dapat? bagikan!.
0 Responses

Posting Komentar