GBI Ponorogo
Dengan kemajuan tehnologi yang pesat, kita bersyukur bahwa perubahan terjadi di mana-mana : suhu yang tinggi menjadi rendah sehingga ruangan menjadi sejuk dengan adanya a.c ; pengiriman surat yang makan waktu berhari-hari menjadi sangat cepat melalui e-mail dengan adanya alat yang namanya computer dan lain-lain. Demikian pula, Alkitab mencatat perubahan terjadi pada saat ada orang-orang yang siap menjadi alat Tuhan. Seorang anak kecil yang merelakan bekalnya berupa 5 ketul roti dan 2 ekor ikan untuk diserahkan pada Tuhan Yesus sehingga krisis pangan di ubah menjadi kelimpahan. Pada krisis minuman anggur pada pesta perkawinan di Kana, para pelayan menjadi alat perubahan untuk menjadikan air dalam tempayan menjadi anggur. Kalau kita melihat kehidupan Maria, kita bisa belajar sikap-sikapnya yang baik dan memperkenankan Tuhan, sehingga dia di pakai menjadi alat perubahan yang dahsyat. Paling tidak ada 4 hal yang kita perlu teladani dari Maria : 1. TEGAR TINGGAL DALAM LINGKUNGAN ORANG-ORANG YANG SUKAR Dalam Yohanes 11:1-41 kita bisa mempelajari sifat-sifat orang di sekitarnya : Ketakutan traumatis yang dimiliki murid-murid Yesus, keputusasaan yang dimiliki Tomas, sikap membatasi kuasa Allah yang dimiliki murid-murid Yesus, komentar-komentar negatif orang-orang Yahudi sebagai pengamat, dan sikap Marta, adiknya yang menggunakan rasionya, sok tahu dan suka mencela. 2. TENANG DALAM MENGHADAPI KRITIK Pada waktu menerima Yesus di rumahnya, di kampung Betania, Marta mencela-Nya dengan mengatakan “ Guru Engkau membiarkan aku melayani seorang diri. Suruhlah dia membantu aku ” (Lukas 10:7). Pada waktu dia mempersembahkan minyak wangi untuk Yesus Tuhannya, Yudas mencela dia dengan mengatakan bahwa yang dilakukan adalah pemborosan (Yohanes 12:3-6). Padahal, Yudas menunjukkan kemunafikannya. Sebagai bendahara, sesungguhnya dia tidak peduli pada orang-orang miskin tetapi dia suka mencuri uang dari kas yang di pegangnya. 3. RENDAH HATI Berbeda dengan Maria, waktu memberi pernyataan yang sama bahwa saudaranya tidak akan mati kalau Yesus ada waktu itu, dia tersungkur menyembah dan menangis, tangisannya berdampak luar biasa karena membuat Yesus masgul dan melelehkan air mata juga. Dalam kisah yang lain, dia menciumi kaki Yesus, menuangkan minyak yang mahal ke kakiNya dan membersihkan-Nya dengan rambut sebagai mahkota wanita. 4. RELA BERKORBAN Minyak yang ditaksir harganya 300 dinar (1 dinar upah sehari kerja), sekitar Rp. 30.000.000,- pada masa kini di Indonesia, di tuangkan ke kaki Sang Guru. Masihkah kita hitung-hitungan dengan keuangan kita dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya ? BAHAN SHARING : 1. Bandingkan sikap Maria dan Marta dalam kisah kebangkitan Lazarus. 2. Berkaca pada kerendahan hati Maria dan kesukaannya berkorban, apakah yang bisa kita lakukan agar di pakai oleh Tuhan sebagai alat perubahan ?
0 Responses

Posting Komentar