GBI Ponorogo
“ MENGUNGKAP RAHASIA UNTUK MEMPEROLEH KESEMBUHAN ”

Problem sakit entah secara tubuh atau jiwa dan solusinya diungkapkan dengan begitu manis dalam lagu “ Mukjizat masih ada ” yang ditulis oleh Pdt. Nico.” Sembuhkan sakitku, pulihkan jiwaku / mukjizat masih ada bagiku ”, demikianlah potongan lagu tersebut.
Sebelum Pdt. Nico dengan “ Healing movement crusade ” nya membuktikan kuasa Tuhan yang ajaib, dua ribu tahun lalu telah terbukti kuasa-Nya di nyatakan dalam kehidupan seorang perwira yang menolong hamba / pembantunya yang sakit lumpuh dalam kondisi parah dan tersiksa (Matius 8:5-13).
Dalam kisah tersebut diatas, terungkaplah rahasia untuk memperoleh pertolongan yang ajaib itu. Rahasia tersebut adalah 3. k.
1.    Kasih.
Walaupun yang sakit parah adalah hamba / pembantu, bukan rekan sejawat, saudara atau orang yang sederajat, kita melihat bahwa perwira tersebut menunjukkan kepedulian dan penghargaannya. Dalam abad modern ini, ada begitu banyak orang yang menganggap para pembantu adalah orang kelas bawah yang tidak perlu mendapatkan pertolongan. Tetapi perwira tersebut dengan penuh harapan datang kepada Yesus penyembuh ajaib itu. “ Biarlah kasih-Mu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat ”,demikianlah perintah Tuhan yang ditulis oleh Paulus dalam Filipi 4:5.
2.    Kerendahan Hati.
Kerendahan hati perwira tersebut di tunjukkan dalam sikapnya yang merasa tidak layak untuk menerima Yesus di rumahnya. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sikap penundukan diri terhadap otoritas yang di taruh Tuhan diatasnya. Dia berkata “ Sebab aku sendiri seorang bawahan dan dibawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu : Pergi !, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi : Datang !, maka ia datang, atau pun kepada hambaku / pembantuku : Kerjakan ini !, maka ia mengerjakannya ”. Perwira tersebut sudah terbiasa dengan sikap menghargai atasannya (sikap tunduk) dan taat akan perintah (melakukan yang di perintahkan). Dari penyataan ini ada rahasia yang terungkap, sebelum kita menghargai dan taat kepada Tuhan, lakukan hal itu kepada otoritas kita yang kelihatan. Seperti orang tua, majikan, gembala, pemimpin Negara atau wali-wali yang di utusnya
(I Petrus 2:12,13,18. Baca !). Terungkap juga dalam I Petrus 5:5, betapa pentingnya penundukan diri itu. Perhatikan skema dibawah ini :
Para penatua/elders             Sesama        Tangan Allah yang kuat


  orang-orang muda               Setiap orang                       Setiap orang
Sikap rendah hati, pertama-tama ditunjukkan pada para “ penatua ” (kalau belum ada, adalah gembala), sesama, barulah kepada Allah. Hasilnya luar biasa, kita akan ditinggikan / di promosikan pada waktu Tuhan, dipulihkan pada saat kekuatiran melanda, dan menang dalam melawan / mengusir roh-roh jahat. Namun bila sikap sebaliknya yang kita miliki, yaitu congkak, Tuhan sendiri menentang kita.
3.    Kepercayaan / Iman.
Iman si  perwira ditunjukkan pada waktu dia berkata “ Katakan sepatah kata saja, maka hambaku itu akan sembuh ”. Betapa dahsyatnya kuasa perkataan / Firman Tuhan. Sekali Dia berkata, kita percayai dan lakukan perintah-Nya, jadilah seperti yang difirmankan-Nya. Bersyukurlah setiap orang yang menerima pesan Tuhan lewat berbagai cara seperti mimpi,suara Tuhan dalam hati atau di dengar telinga, atau nasihat orang lain. Percayai dan lakukanlah, maka keajaiban akan terjadi.
Ketiga hal diatas dipegang erat oleh si perwira dan si lumpuh yang parah mengalami keajaiban. Puji Tuhan!

BAHAN SHARING :
1.    Sharingkan kepedulian kita terhadap orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita dan berbagai penyebab yang menjadikan kita memiliki sikap egois.
2.    Rencanakan usaha untuk membangun hubungan dengan otoritas kita (sebutkan !) dan meningkatkan sikap hormat dan taat kita.
3.    Bagikan pengalaman dalam menerima pesan Tuhan, mentaatinya, dan keajaiban yang kita terima.
0 Responses

Posting Komentar