GBI Ponorogo

KUASA KARUNIA
( Roma 12 : 1 - 8 )

Paulus mengajarkan kepada jemaat di Roma betapa pentingnya karunia untuk membangun tubuh Kristus. Dalam 1 Korintus 12 dan 14 karunia diberikan oleh Allah kepada jemaat untuk kepentingan bersama. Jadi orang yang memiliki karunia tidak boleh disimpan untuk dirinya sendiri atau untuk mencari keuntungan diri sendiri. Karunia diberikan oleh Allah untuk kepentingan bersama : untuk saling membangun, menguatkan, menghibur, dan menegur. Selain itu karunia juga sangat berguna bagi menunjang kehidupan sehari-hari supaya berhasil. Namun demikian, karunia tidak akan berdaya guna dengan “baik” jika tidak didukung oleh kepribadian atau karakter orang tersebut. Untuk itu supaya karunia itu berdaya guna baik dan maksimal maka diperlukan karakter yang baik bagi orang yang memiliki karunia tersebut. Roma 12:1-8 memberikan pengertian kepada kita betapa hebatnya penggunaan karunia itu jika ditunjang dengan karakter yang baik. Prinsip yang dapat diperoleh tentang KUASA DARI KARUNIA ini adalah :
Pertama, seseorang harus mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. Persembahan tubuh ini merupakan syarat dari ibadah yang sejati. Banyak orang hebat dalam pelayanan namun kadangkala tidak dapat menjaga lidahnya (sebab lidah bagian dari tubuh). Maka pelayanan dan pekerjaannya itu tidaklah berkenan kepada Allah. Persembahan tubuh yang baik harus didahului oleh perubahan pikiran. Perubahan pikiran ini akan menggerakkan anggota-anggota tubuhnya. Penjelasan dari prinsip pertama ini dapat dilihat dari Roma 1:1-2.
Kedua, karunia harus dioperasikan oleh seseorang sesuai dengan karunia yang dimiliki. Artinya jika orang tersebut memiliki karunia untuk memimpin maka tidak perlu ikut-ikutan ingin menjadi seperti yang dimiliki oleh orang lain. Orang harus menjadi dirinya sendiri dan puas serta mau mengembangkan karunianya masing-masing. Jika seseorang tidak menjadi dirinya sendiri maka tidak akan maksimal dalam mengembangkan karunianya. Contoh saja, seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk menyanyi dengan baik tetapi setelah melihat orang lain menyanyi dengan baik maka ikut-ikutan. Sekalipun demikian, setelah mengetahui karunianya maka orang tersebut harus memiliki kehidupan yang baik supaya karunia itu memiliki kuasa. Misal, seseorang memiliki karunia memimpin, namun jika hidupnya kurang baik maka juga akan banyak diremehkan oleh orang lain.
Kesimpulan : karunia untuk kepentingan bersama. Seseorang harus memaksimalkan karunia yang dimiliki untuk kepentingan bersama. Pemaksimalan dari penggunaan karunia adalah dengan memperhatikan kehidupannya yang terus menjadi berkat dan teladan bagi orang lain. SELAMAT MEMBERKATI ORANG LAIN DENGAN KARUNIA YANG KITA MILIKI MASING-MASING. Tuhan Yesus memberkati. ( Pdt. Bambang Sulistyo)

BAHAN SAHARING :

1.      Untuk menjadi berkat bagi sesama dan berkelanjutan ke masyarakat dan bangsa, dibutuhkan pemahaman tentang perlunya penyerahan TUBUH sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan pada Tuhan. Bagian tubuh mana yang seringkali bermasalah dalam kehidupan kita dan berikan solusinya.

2.      Bagikan pengalaman dalam menggunakan karunia yang kita miliki.

3.      Tutuplah dengan doa bersama sambil bergandeng tangan untuk memohon baptisan Roh Kudus.
0 Responses

Posting Komentar